Panorama Kota Jerussalem (Sumber: www.aghatatours.co)

Oleh: Rif’atuz Zuhro*

Kaum Yahudi merupakan keturunan Nabi Ibrahim as, yang berasal dari Ur, Irak Selatan kemudian hijrah ke Kan’an Palestina sekitar tahun 2000 SM. Lahirlah Ishaq as yang memiliki putera Ya’qub as, kemudian Yusuf as. Setelah Yusuf as menjadi pembesar Mesir, Ya’qub as beserta keluarganya hijrah ke Mesir.

Namun, kondisi berubah ketika Yusuf as telah meninggal dunia, dan Kaum Yahudi meninggalkan syari’at-syari’at Yusuf as. Kondisi Kaum Yahudi yang semula terhormat bergeser menjadi kaum yang diperbudak berabad-abad oleh bangsa Hykhos dan bangsa Mesir sendiri yang menganut Pharaoisme.

Setelah berabad-abad, Musa as yang merupakan keturunan Bani Israil lahir membawa misi membawa kaumnya kembali untuk menyembah Allah. Namun, fatalnya Kaum Yahudi menolak perintah Musa untuk datang ke Palestina. Dan membangkang tetap melakukan penyembahan terhadap patung anak sapi emas.

Karena itu, Allah menghukum mereka selama 40 tahun terlunta-lunta di Padang Tih. Sampai turunnya Daud as dan Sulaiman as yang berhasil mendirikan kerajaan di Palestina tahun 1040-970 SM.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pada tahun 586 SM, Nebukadnezar menaklukan kerajaan Yahuda dan seluruh bangsa Yahudi digiring ke Babilonia dan ditempatkan di Lembah Mesopotamia untuk menjalani kerja paksa (budak). Di sanalah para pemuka Yahudi menanamkan doktrin “Janji kembali ke kampung halaman” kepada pengikutnya.

Ketika Alexander the Great menguasai Palestina pada tahun 334 SM, ia membawa bangsa Yahudi ke Yunani. Inilah awal mula mereka menyebar ke berbagai kawasan Eropa. Kemudian sejak tahun 160 SM kaum Yahudi diintegrasikan ke dalam kekaisaran Romawi.

Setelah Islam datang di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab ra tahun 637M dan dilanjutkan kemenangan Khalid Ibn Walid atas Romawi Bizantium di Damaskus, Khalifah Umar kemudian mewakafkan Yarusalem dan tanah Palestina kepada umat di seluruh dunia.

Namun, pada tahun 1099 M tentara Salib (crusadres) berhasil menguasai Palestina dan Kota Yarussalem. Setelah 88 tahun dikuasai serdadu Perang Salib, kota Yerusalem, Palestina akhirnya kembali jatuh kepangkuan umat Islam. Tepat pada 2 Oktober 1187 atau setelah tiga bulan berjibaku dalam pertempuran Hattin, pasukan tentara Islam yang dipimpin Sultan Salahuddin al Ayyubi berhasil menaklukan dan membebaskan kota suci itu.

Pada 1516, Turki menaklukan Mesir. Turki menjadikan daerah Palestina sebagai salah satu provinsi dan gubernur dikirim dari Instanbul. Turki menguasai Palestina selama 4 abad. Mulai 1840, Turki membuka Palestina demi kepentingan ekonominya. Akhirnya muncul pelabuhan-pelabuhan dan konsulat-konsulat Eropa. Hal ini memunculkan semakin kecilnya pengaruh Turki dan membesarnya pengaruh para konsulat di sana. Sempat terjadi Perang Krim (1854-1856) karena persaingan antara Ortodoks Yunani dan Pendeta Latin.

Dalam naungan Islam, negeri Palestina, bangsa Yahudi, Filistin, dan Arab mengalami perdamaian sampai negeri tersebut terlepas pada thun 1917 M setelah Inggris mengalahkan Bani Ustmaniyah dalam Perang Dunia I. Tanggal 2 November 1917, keluar deklarasi menteri luar negeri Inggris, Arthur Balfour, yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour.

Deklarasi ini berisi tentang dukungan Inggris terhadap pendirian negara Yahudi di Palestina. Hal ini disebabkan oleh bangsa Yahudi telah membantu Inggris dalam memenangi Perang Dunia I dan Inggris ingin menguasai Palestina karena berada di daerah strategis di antara Asia, Eropa, dan Afrika. Mandat Inggris dikokohkan dalam Konferensi San Remo tahun 1920 dan pembela Palestina yang utama hilang bersamaan dengan runtuhnya Bani Ustmaniyah pada tahun 1924.

Berdirinya negeri Israel diinspirasi oleh Theodor Herzl, penggagas gerakan zionisme, yang pada Tahun 1896 mengeluarkan usulannya untuk mendirikan negara Israel di Palestina. Hal ini disebabkan bangsa Yahudi yang terpencar dan tidak memiliki tanah air sejak Romawi menguasai Palestina. Akhirnya, beberapa orang Yahudi mendirikan koloni di daerah Palestina.

Sejak awal, kaum Yahudi melegitimasi kaumnya sebagai “bangsa pilihan Tuhan” (the choosen people) di antara bangsa-bangsa lain. Menurut mereka, Tuhan menciptakan alam semesta ini untuk mereka. Tuhan menciptakan bangsa-bangsa lain semata-mata hanya untuk mengabdikan diri kepada mereka. Sikap ini tentu bertentangan dengan hati nurani manusia. Kaum yang dulu pergi dan tidak menghendaki tanahnya, kini kembali meruak untuk mengambil alih tanah suci Palestina (Yarussalem). Padahal mereka telah mengubah sejarahnya sendiri dan tidak mensyukuri apa yang telah ditetapkan Tuhan dan Nabi-nabi yang mereka ungguli.


*Tim Redaksi Tebuireng Online