Rombongan UIN Raden Intan Lampung foto bersama pimpinan Pesantren Tebuireng, saat melakukan studi banding tentang Manajemen Pendidikan Islam di Pesantren Tebuireng.

Tebuireng.online– Yayasan Hasyim Asy’ari dan Pesantren Tebuireng kembali kedatangan tamu, pada Senin (27/2). Kali ini rombongan tamu berasal dari Program S2 Manajemen Pendidikan Islam UIN Raden Intan Lampung, yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ruslan Abdul Ghofar, selaku Direktur Pascasarjana.

Dalam kunjungan tersebut, Prof Ruslan menjelaskan bahwa kedatangan beserta rombongannya merupakan dalam rangka penguatan kompetensi mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Islam UIN Raden Intan Lampung dalam mengelola Lembaga Pendidikan Islam.

“Selain itu, tujuan ke Pesantren Tebuireng ini untuk menimba ilmu sebanyak-banyak yang berkaitan manajemen pendidikan Islam,” ungkap Direktur Pascasarjana itu.

Baginya pondok pesantren adalah contoh nyata dan lembaga yang memiliki ciri khas tentang manajemen pendidikan Islam itu sendiri.

Pihak UIN Raden Intan Lampung dan Pihak Pesantren Tebuireng saat menerima penghargaan.

“Pondok pesantren adalah sebuah lembaga yang sangat terkenal akan pendidikan keislamannya, sehingga mempelajari keislaman langsung ke pondok pesantren adalah sebuah keharusan yang dilakukan oleh mahasiswa Program S2 Manajemen Pendidikan Islam UIN Raden Intan Lampung, guna mengenal dan memahami lebih dekat proses pendidikan yang berlangsung di pondok pesantren,” terangnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Selain itu, Prof. Ruslan Abdul Ghofar juga menungkapkan hasil diskusi dengan beberapa pimpinan di Pesantren Tebuireng.

“Alhamdulillah mahasiswa sangatlah antusias dapat berkunjung ke Pesantren Tebuireng. Karena menurut sejarah juga pondok pesanten adalah cikal bakal pendidikan di Indonesia, dan Pesantren Tebuireng salah satu pesantren sepuh yang hingga saat ini sangat eksis di tengah perkembagan modernisme dan perkembangan zaman yang begitu besar,” tambahnya.

Menurut Prof. Ruslan pesantren juga mampu dan cepat beradaptasi, serta tetap mempertahankan garis keislamaan yang berfaham aswaja, sehingga hal ini menjadi daya tarik tersendiri.

Pewarta: Dimas Setyawan