Ilustrasi: kuburan

Sebelum malaikat Munkar dan Nakir masuk kubur, ada malaikat lain yang masuk terlebih dahulu, siapakah malaikat tersebut?

Diriwayatkan dari Abdullah bin Salam r.a.: Seorang malaikat masuk mendatangi mayat di kuburnya sebelum kedatangan Malaikat Munkar dan Nakir, malaikat itu bernama Ruman, berwajah cerah secerah matahari. Malaikat Ruman mendatangi mayat dan berkata, “Tulislah semua amalmu yang baik dan yang jelek.” Mayat berkata pada malaikat, “Dengan apa aku harus menulis? Di mana pena dan tintaku?”.

Malaikat menjawab, ”Ludahmu itu tintamu dan penamu adalah jari-jarimu”. Mayat berkata, “Di atas apakah aku harus menulis? Aku tidak ada kertas”. Malaikat Ruman menyobekkan kain kafan dan memberikannya kepada mayat lalu berkata, “Ini kertasmu dan tulislah”. Maka menulislah si mayat tersebut amal kebaikannya di dunia kemudian sampailah pada amal buruknya, maka dia berhenti enggan menulisnya, malu kepada Malaikat Ruman.

Malaikat ruman berkata padanya, “Hai orang yang berdosa, mengapa kamu tidak malu kepada Allah yang menciptakanmu, ketika kamu melakukan amal jelek sewaktu di dunia, dan sekarang kamu malu kepadaku?”. Lalu Malaikat Ruman mengangkat tiang besar dan memukulkannya kepada si mayat. Mayat berkata, “Aku akan menulis semua amal baik dan amal burukku dalam lembaran ini”.

Sesudah itu, Malaikat Ruman memerintahkan agar melipatnya, menandatanginya, dan mengalungkannya di lehernya hingga hari kiamat. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT.:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

وكل انسان ألزمناه طائره في عنقه وتخرج له يوم القيامة كتابا يلقاه منشورا (13)

“Dan setiap manusia telah kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari kiamat kami keluarakan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka”. (QS. Al-Isra’: ayat 13)

Setelah itu, Malaikat Munkar dan Nakir masuk menjalankan tugasnya yaitu menanyai si mayat dengan beberapa pertanyaan.

Ketika orang yang melanggar perintah Allah melihat buku amalnya di hari kiamat, maka ketika Allah memerintahkan untuk membacanya, ketika sampai di amal buruknya dia berdiam, Allah SWT. berkata, “Mengapa engakau tidak membacanya?”. Dia menjawab, “Aku malu kepada Engkau”. Kemudian Allah berkata, “Mengapa kamu tidak malu kepadaku saat kau mengerjakan keburukan di dunia dan sekarang kamu malu kepadaku?”. Hamba itu terdiam dan menyesal, tetapi penyesalannya tidak ada gunanya. Allah SWT. berfirman:

خذوه فغلوه (30) ثم الجحيم صلوه (31)

“(Allah berfirman), “tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya, kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala”. (QS.Al-Haqqah: ayat 30-31).


*Disarikan dari kitab daqaiqul akhbar


Inayah, mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari