Kehidupan manusia pada dasarnya adalah perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidup, di mana kualitas hidup yang layak menjadi tujuan yang harus diperjuangkan. Dalam konteks ini, “hidup yang layak” bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti pangan, sandang, dan papan, tetapi juga tentang akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, serta kesempatan untuk berkembang secara sosial, ekonomi, dan budaya. Namun, mempertahankan hidup yang layak saat ini bukanlah hal yang mudah bagi banyak orang, terutama di tengah kondisi sosial-ekonomi yang penuh tantangan.
Pendidikan dan keterampilan adalah dua pilar penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang. Di banyak negara berkembang, pendidikan masih menjadi masalah utama dalam menciptakan kesetaraan peluang. Akses terhadap pendidikan yang berkualitas sering kali terbatas oleh faktor ekonomi, terutama bagi keluarga dengan pendapatan rendah. Sebagai contoh, anak-anak dari keluarga miskin cenderung memiliki akses yang terbatas ke sekolah yang baik, dan bahkan ketika mereka bersekolah, mereka sering kali menghadapi kesulitan dalam mendapatkan fasilitas dan bahan ajar yang memadai. Akibatnya, mereka kesulitan untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh pekerjaan yang layak di masa depan.
Selain itu kondisi sosial juga dipengaruhi oleh ketidaksetaraan ekonomi yang semakin meluas. Pembangunan yang tidak merata, yang hanya menguntungkan segelintir orang atau perusahaan besar, sering kali menyebabkan terjadinya jurang pemisah yang semakin dalam antara si kaya dan si miskin. Kelompok masyarakat yang terpinggirkan, seperti buruh, petani kecil, dan masyarakat urban miskin, sering kali terjebak dalam kondisi yang sulit, bekerja dengan upah rendah dan hidup di lingkungan yang tidak sehat. Pekerjaan dengan upah yang tidak mencukupi, ditambah dengan harga kebutuhan pokok yang terus meroket, membuat mereka kesulitan untuk mempertahankan hidup yang layak.
Salah satu masalah utama dalam mempertahankan hidup yang layak adalah akses terhadap layanan kesehatan. Meskipun negara-negara berkembang semakin berusaha untuk memperbaiki sistem kesehatan mereka, banyak orang yang masih kesulitan untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan, terutama di daerah pedesaan atau wilayah yang kurang berkembang. Ketidakmampuan untuk membayar biaya perawatan kesehatan sering kali menyebabkan penyakit yang seharusnya bisa diobati menjadi lebih parah, bahkan mengancam nyawa. Bahkan di negara-negara maju, ketidaksetaraan dalam sistem kesehatan masih ada, dengan individu yang memiliki pendapatan rendah atau status sosial yang terpinggirkan sering kali mendapat akses yang lebih buruk.
Baca Juga: Kisah Siti Hajar yang Bertahan di Lahan Tandus
Di sisi lain, tantangan global seperti perubahan iklim dan ketidakstabilan politik juga semakin memperburuk kondisi sosial-ekonomi masyarakat. Bencana alam yang semakin sering terjadi, akibat dari perubahan iklim, mempengaruhi banyak orang yang sudah berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Misalnya, petani yang menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian sering kali terdampak oleh gagal panen akibat cuaca ekstrem. Demikian pula, banyak masyarakat yang tinggal di daerah pesisir atau daerah rawan bencana lainnya harus berjuang untuk bertahan hidup setelah bencana datang, tanpa cukup perlindungan dari negara atau institusi.
Dalam konteks globalisasi, perubahan pasar tenaga kerja juga menjadi faktor penting dalam mempengaruhi kesejahteraan sosial. Perusahaan besar yang bergerak lintas negara sering kali mengurangi biaya produksi dengan mengalihdayakan pekerjaan ke negara dengan upah rendah, sehingga menyebabkan hilangnya pekerjaan dengan upah layak di negara asalnya. Hal ini menambah jumlah pengangguran dan pekerja dengan upah rendah, yang kesulitan untuk mempertahankan standar hidup yang layak.
Namun, meskipun tantangan-tantangan ini terasa sangat besar, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi sosial dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mempertahankan hidup yang layak. Pertama, penting untuk meningkatkan pemerataan akses pendidikan dan pelatihan keterampilan, terutama di daerah-daerah yang kurang berkembang. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk menyediakan fasilitas pendidikan yang memadai dan terjangkau, sehingga setiap orang, tidak terkecuali dari latar belakang sosial-ekonomi apapun, memiliki kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja yang kompetitif.
Kedua, reformasi dalam sistem kesehatan juga sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses terhadap perawatan kesehatan yang baik. Penyediaan layanan kesehatan yang terjangkau, baik melalui subsidi pemerintah maupun asuransi kesehatan yang lebih inklusif, akan sangat membantu masyarakat yang berada di lapisan bawah untuk memperoleh layanan medis yang mereka butuhkan tanpa harus khawatir tentang biaya yang membebani mereka.
Baca Juga: 10 Cara Hidup Tenang, Nomor 2 Jangan Sampai Dilewatkan
Ketiga, upaya untuk mengurangi ketidaksetaraan sosial-ekonomi sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata. Ini dapat dilakukan melalui kebijakan perpajakan yang progresif, peningkatan upah minimum, serta menciptakan lebih banyak peluang pekerjaan yang layak di berbagai sektor industri. Negara juga perlu mengembangkan program perlindungan sosial yang lebih kuat, seperti bantuan tunai atau subsidi pangan bagi keluarga miskin.
Berdasarkan beberapa hal di atas, seyogyanya mempertahankan hidup yang layak dalam kondisi sosial yang ada saat ini memerlukan perubahan mendalam dalam kebijakan sosial, ekonomi, dan kesehatan. Tantangan yang ada memang besar, tetapi dengan upaya bersama, baik dari pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat itu sendiri, kita dapat menciptakan kondisi yang lebih baik bagi semua orang untuk hidup dengan martabat dan kesejahteraan.
Penulis: Ummu Masrurah, Alumnus Pesantren An-Nuqayah Sumenep.