Cobaan itu sejatinya mutlak berlaku bagi semua hamba Allah tanpa terkecuali. Bahkan hamba pilihan Allah pun tidak luput dari cobaan yang Allah berikan. Nabi dan Rasul juga tentunya tidak bisa terlepas dari cobaan yang Allah berikan. Namun hal yang tidak pernah diingkari oleh Nabi dan Rasul adalah percaya kepada takdir Allah. Apapun rintangan yang diberikan, para Nabi dan juga Rasul akan senantiasa berusaha dalam ketaatan.
Ibunda Hajar adalah Istri Nabi Ibrahim AS yang kisahnya begitu mahsyur dan abadi hingga saat ini. Semua perjuangannya, ketaatan, hingga kesabarannya perlu kita refleksiskan dalam hidup. Perjuangannya juga membuktikan bahwa cobaan Allah berlaku bagi semua hamba-Nya bahkan istri seorang Rasul sekalipun. Kehidupan ditengah gurun tandus dan tidak berpenghuni tentulah tidak pernah terbayangkan dalam benak bunda Hajar.
Berada di lahan tandus, bersama seorang bayi, pemukiman yang jauh dari kehidupan, ditinggalkan suami dan lain-lain merupakan gambaran singkat kehidupan yang dijalani bunda Hajar. Namun satu fakta yang selalu menjadi pegangannya adalah Nabi Ibrahim melakukan hal tersebut karena perintah Allah. Tentulah Allah tidak akan membiarkannya dalam Kesia-siaan. Jika bukan berlandaskan ketaatan kepada Allah tentulah bunda Hajar akan kesulitan menjalani semuanya.
Dikisahkan bahwa bunda Hajar pun turut bertanya kepada Nabi Ibrahim AS apakah suaminya tersebut akan meninggalkannya di lahan tandus yang jauh dari pemukiman tersebut. Nabi Ibrahim juga sama sedihnya sehingga Nabi Ibrahim tidak menjawab pertanyaan yang diajukan bunda Hajar tersebut. hingga akhirnya bunda Hajar bertanya ““Apakah Allah SWT. yang memerintahkan kepada engkau perkara ini?” saat pertanyaan itu diajukan barulah Nabi Ibrahim menjawab “Iya Allah SWT yang memerintahkan perkara ini.”
Melalui jawaban tersebut cukuplah membuat bunda Hajar yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakannya. Melalui jawaban tersebut bunda Hajar memeroleh kekuatan. Melalui jawaban itu pula bunda Hajar yakin bahwa akan selalu ada pertolongan yang Allah berikan kepada setiap hamba-Nya. Walaupun bunda Hajar harus merasa ada banyak pertanyaan yang harus ditanyakan, tetapi memenuhi perintah Allah adalah sebuah kewajiban yang harus dijalani.
Ketaatan dan kesabaran bunda Hajar tentu sangat perlu kita renungkan dan sebisa mungkin kita contoh. Meski setiap orang memiliki kemampuan taat yang berbeda tetapi mencoba untuk menjadi hamba terbaik Allah adalah hal yang harus diusahakan setiap makhluk-Nya. Perjuangan setiap hamba memang tidak bisa disama ratakan. Namun Allah juga tidak menilai manusia dengan standar yang sama.
Allah tidak memerintahkan kita untuk taat seperti taanya nabi dan rasul pada zaman dahulu. Allah tidak menilai seseorang berdasarkan standar seorang nabi, rasul atau bahkan malaikat. Allah menilai hamba-Nya sesuai dengan kemampuan orang tersebut. Satu-satunya standar yang Allah tetapkan adalah beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain.
Perintah taat ini merupakan perintah mutlak yang berlaku bagi siapapun. Namun untuk penilaian ketaatan seseorang, pahala yang didapat seseorang, dan penentuan surga neraka hanyalah milik Allah. Sebagai hamba Allah yang perlu kita usahakan adalah terus berada di jalan Allah, terus berada di jalan kebaikan, dan terus berada di jalan yang Allah ridhai.
Ada banyak rintangan serta cobaan yang harus dijalani oleh bunda Hajar. Namun Allah tentu tidak akan membiarkan hamba-Nya dalam kesulitan. Munculnya air Zamzam, ditakdirkannya Ismail sebagai nabi dan rasul, dikenangnya kisah perjuangan yang dilalui bunda Hajar merupakan balasan kecil yang Allah berikan atas kesabaran dan ketaatan yang Allah berikan.
Kehidupan yang kita jalani merupakan kesempatan untuk beramal, kesempatan untuk mengumpulkan bekal, kesempatan untuk beribadah. Setiap hamba diberikan kesempatan yang berbeda. Ada hamba yang dikaruniakan lingkungan yang penuh ketaatan. Ada pula hamba yang dikaruniakan keluarga yang berdiri diatas ketaatan. Ada pula hamba yang harus bersusah payah menjalani ketaatan ditengah gempuran lingkungan yang jauh dari agama. Serta keadaan-keadaan lainnya yang harus dihadapi seorang hamba.
Beragam karunia dan cobaan tersebut bisa dilewati dengan bekal ketaatan dan kesabaran. Kita memang tidak memiliki Nabi Ibrahim AS sebagai pasangan kita, kita mungkin tidak memiliki bunda Hajar sebagai ibu kita, tetapi cobaan yang kita hadapi sama-sama terjadi atas izin Allah. Atas izin Allah pulalah kita mampu dan berhasil melewati, menjalani, dan menghadapi beragam rintangan tersebut.
Konsep yang harus kita pahami adalah “Segala sesuatu terjadi atas izin Allah.” Dengan memahami dan memaknai konsep tersebut kita bisa menumbuhkan keyakinan, kesabaran serta ketaatan dalam menjalani sesuatu. Kemudian jangan lupa pula bahwa salah satu rukun iman adalah percaya kepada takdir. Meski takdir tersebut terlihat tidak baik dari kaca mata seorang manusia. Tentu ada rahasia besar dibalik terjadinya takdir tersebut. Sama seperti apa yang dialami bunda Hajar. Jika dilihat dari kaca mata manusia, tentu takdir tersebut tidak baik. Namun Allah memiliki rencana luar biasa yang tidak bisa diperkirakan manusia.
Penulis: Rabithah Aulia