Oleh: Silmi Adawiya*
Andaikan saja lidah bertulang, maka takkan pernah ada manusia berkasih sayang, takkan pernah puisi indah terbilang, dan tak ada gunanya telinga sebagai pendengaran. Maha suci Allah yang telah memberikan apa yang dibutuhkan manusia, tak ada yang menyangka, tak ada yang mengira, hanya orang-orang yang berakal dan berilmu yang mampu menyadarinya.
Namun tidak perlu untuk berbangga dengan memiliki lidah yang tidak bertulang. Justru kita harus menggunakan lisan untuk berbicara yang baik atau diam. Bukan dengan mengumbar pembicaraan semau sendiri. Orang yang banyak bicara bila tidak diimbangi dengan ilmu agama yang baik, akan banyak terjerumus ke dalam kesalahan. Karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya memerintahkan agar kita lebih banyak diam. Atau kalaupun harus berbicara maka dengan pembicaraan yang baik. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدٗا
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”
Seseorang yang tidak bisa menjaga perkataannya akan mendapatkan kerugian yang besar dalam hidupya. Kerugian tersebut tidak hanya akan dirasakan oleh dirinya sendiri sebab orang lain pun bisa merugi karenanya. Karena pentingnya untuk terus menjaga setiap kata yang terucap, Islam pun membahas tentang bagaimana setiap perkataan yang terucap haruslah kata-kata yang baik. Begitupun dengan Rasulullah, beliau mengajarkan sebuah doa dalam hadisnya, sebuah doa yang bisa dipanjatkan untuk memohon agar perkataan kita terjaga, apapun kondisinya.
Doa tersbeut adalah sebagai berikut:
اللهم اسألك كلمة الحق في الغضب والرضىا
Allahumma as’aluka kalimatal haq fi ghadab wa ridla.
“Ya Tuhan, aku memohon kepadaMu perkataan yang benar pada saat marah dan rida.”
*Alumni Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.