Tebuireng.online– Ananda Prayogi, santri Pesantren Tebuireng sekaligus staf LP2M Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Pesantren Tebuireng, berangkat ke Amerika Serikat mengikuti Program Micro Credential yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Program ini dilaksanakan di American Islamic College (AIC) yang berlokasi di Chicago, Amerika Serikat.
Keberangkatan Ananda Prayogi merupakan bagian dari Beasiswa Non-Gelar Micro Credential, yang didanai melalui Dana Abadi Pesantren. Program ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang moderasi beragama dan memperluas wawasan internasional terkait kehidupan beragama. Dalam program yang berlangsung selama dua bulan, dari Oktober hingga Desember 2024 ini, mereka mengikuti berbagai kegiatan, termasuk seminar, diskusi panel, dan kunjungan ke komunitas lintas agama.
Sebanyak 20 santri dari berbagai pesantren di Indonesia, termasuk Pesantren Tebuireng, berkesempatan untuk mengikuti program ini. Misi utama mereka adalah mempelajari praktik moderasi beragama dan toleransi antarumat beragama di Amerika Serikat. Diharapkan, setelah kembali ke Indonesia, para peserta dapat menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai tersebut di lingkungan pesantren dan masyarakat luas.
Ananda Prayogi mengungkapkan bahwa salah satu pengalaman paling berkesan selama program adalah kesempatan untuk berdialog langsung dengan tokoh-tokoh lintas agama di Chicago, seperti Dina Rehab, pendiri Seldon Institute yang berbasis di University of Chicago. Ia bercerita pada pertemuan tersebut, mengenai upayanya untuk menjalin kerjasama antarumat beragama dalam menyelesaikan berbagai konflik sosial, termasuk mendukung penolakan terhadap genosida di Palestina. Pengalaman ini, kata pria asal Lampung itu, membuka wawasan tentang pentingnya toleransi dan kerjasama antarumat beragama dalam membangun perdamaian.
Selain itu, Mahasantri yang akrab disapa Ustadz Yogi itu juga mengungkapkan pengalaman tak terlupakan saat pertama kali merasakan salju di Chicago yang turun dengan lebatnya, “meskipun suhu sangat dingin, kami senang membuat snowman dan berfoto ria, menikmati keindahan alam yang berbeda dari Indonesia,” tuturnya melalui sambungan WhatsApp, pada Sabtu (23/11).
Selama di Chicago, Alumni Mahad Aly Hasyim Asy’ari beserta rekan-rekan peserta lain mengunjungi berbagai tempat budaya dan keagamaan yang menunjukkan keragaman yang sangat terasa, terutama di Chicago, yang dikenal sebagai salah satu kota dengan populasi Muslim terbesar di Amerika Serikat.
“Meskipun masyarakat Amerika terkenal dengan keberagaman dan ada juga yang bersikap rasis, kami merasa sangat diterima dengan hangat dan ramah oleh masyarakat di sini,” ujar santri yang juga pernah aktif di Media Tebuireng itu.
Baca Juga:
Ahmad Fakhruddin Fajrul Islam Ceritakan Perjalanan Studi di Maroko
Dr. Mohammad Hamsa Ikuti Program Penguatan Kapasitas Ma’had Aly di Maroko
Menurutnya, program ini memberikan banyak manfaat bagi peserta, terutama dalam mengasah kapasitas dan kualitas sumber daya manusia di lingkungan pesantren. Selain mengikuti berbagai seminar dan diskusi, peserta juga diminta untuk membuat laporan tertulis, baik berupa artikel maupun catatan harian sebagai luaran dari program.
“Harapannya, saya bisa menerapkan ilmu dan pengalaman yang diperoleh di Amerika Serikat ini untuk memperkuat nilai-nilai moderasi beragama di Indonesia, terutama di pesantren,” tambahnya.
Ia juga mengajak santri lainnya untuk terus belajar dan membuka diri terhadap pengalaman baru, sehingga dapat menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai positif bagi masyarakat.
“Jangan pernah berhenti belajar dan mencari pengalaman baru. Setiap perjalanan adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkontribusi lebih baik bagi masyarakat,” pesan mahasiswa Magister di UIN Sunan Ampel itu.
Pada kesempatan itu, ia tetap mengingatkan kepada santri untuk selalu berpegang pada nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil’alamin dan menjadi teladan bagi sesama.
Pewarta: Albii