(ket. jaz krem) Ahmad Fakhruddin Fajrul Islam, M.Th.I bersama rombongannya belajar di Maroko. (dok. pribadi)

Tebuireng.online— Wakil Mudir Mahad Aly Yusuf Masyhar Tebuireng, Ahmad Fakhruddin Fajrul Islam saat ini sedang menjalani program beasiswa Short Course Program Non-Degree DAP LPDP Kemenag RI di Maroko. Program ini bertujuan untuk memperkuat manajemen pengelolaan lembaga pendidikan tinggi berbasis pesantren serta menyambungkan sanad keilmuan. Program ini berlangsung selama dua bulan, dimulai pada 10 November hingga 10 Desember 2024.

Beasiswa yang diperoleh Ahmad Fakhruddin yang juga merupakan Dosen Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Unhasy itu, merupakan bagian dari seleksi ketat yang dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (DPP-DI), dengan dukungan dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui skema Dana Abadi Pesantren.

Dalam program ini, dosen yang akrab disapa Pak Fakhruddin bersama 29 peserta lainnya yang berasal dari berbagai Ma’had Aly di Indonesia, berkesempatan untuk belajar di Kampus Muassasah Darul Hadis Al-Hasaniyya, yang berada di bawah naungan Universitas Al-Qarawiyyin di Rabat, Maroko.

Selama berada di Maroko, dirinya mengikuti perkuliahan mengenai manajemen lembaga pendidikan tinggi, bedah kurikulum, serta keilmuan agama seperti Tafsir, Hadis, dan Fiqh. Selain itu, para peserta juga diberi kesempatan untuk tinggal di kawasan penduduk lokal, yang memungkinkan mereka melakukan cross culture dan memperdalam pemahaman tentang praktik keagamaan yang berbeda. Program ini tidak hanya mengasah kemampuan akademis peserta, tetapi juga memberikan kesempatan untuk belajar mengenai moderasi beragama, dengan bertemu langsung antara kultur mazhab Syafi’iyyah dan Malikiyah.

Baca Juga: Sejarah Kedekatan Maroko dan Indonesia

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Alhamdulillah, saya belajar banyak tentang moderasi beragama di sini, khususnya ketika mazhab Syafi’iyyah bertemu dengan mazhab Malikiyah. Kami diberikan kesempatan untuk melihat langsung praktik keagamaan masyarakat setempat yang menganut mazhab Maliki, sementara dalam muamalah, saya juga melihat praktik mazhab Hanafi,” ujar Founder Fajrul Islam Institute itu.

Wadir Akademik Ma’had Aly Yusuf Masyhar sekaligus Dosen KPI Unhasy itu foto di salah satu tempat bersejarah di Maroko.

Sebagai bagian dari output program, peserta diharapkan dapat menghasilkan karya ilmiah berbasis manajemen serta sanad keilmuan yang telah dipelajari selama di Maroko. Ahmad mengungkapkan bahwa proses pembelajaran berjalan lancar sejak awal, dan ia telah melakukan adaptasi budaya serta sosial dengan baik.

“Komunikasi dengan masyarakat di sini menggunakan bahasa Arab dan Perancis, sementara makanan pokok di sini adalah roti gandum,” tambahnya.

Ahmad Fakhruddin, yang sebelumnya lolos seleksi bersama dua rekan dari Tebuireng, yakni H. Sukron Ma’mun, Lc., M.A. (Mudir Ma’had Aly Yusuf Masyhar) dan Dr. M. Hamsa Fauriz, S.Pd.I., M.H. (Wadir Kemahasantrian Ma’had Aly Hasyim Asy’ari), berharap bahwa pengalaman yang didapat di Maroko ini dapat meningkatkan kapabilitasnya dalam mengelola lembaga pendidikan secara profesional. Ia juga berharap dapat memberikan dampak positif tidak hanya bagi dirinya pribadi, tetapi juga bagi lembaga yang ia kelola.

Baca Juga: Jelajahi Uzbekistan, Dosen Unhasy Muhsin Ks Membawa Misi Ilmiah

Di akhir pesan, beliau memberikan motivasi kepada para santri dan mahasantri di UNHASY maupun di Ma’had Aly untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa Arab, yang menurutnya merupakan kunci dalam memahami wawasan Islam di negara-negara Islam.

“Selain itu, jangan lupakan bahasa Inggris, karena bahasa ini juga sangat penting sebagai bahasa pemersatu,” pesannya. Ia juga mengingatkan untuk terus bermimpi tinggi dan tidak berkecil hati jika mimpi tersebut belum terwujud, karena setiap usaha akan membuahkan hasil pada waktunya.

Program beasiswa ini menjadi bukti nyata komitmen Kemenag RI dalam memperkuat kualitas pendidikan tinggi berbasis pesantren di Indonesia, serta menjadi jembatan bagi para akademisi untuk terus mengembangkan wawasan dan memperdalam ilmu agama.

Untuk diketahui, program ini memberangkatkan 30 orang Mudir (Rektor) atau Wakil Mudir (Warek) Ma’had Aly seluruh Indonesia yang telah lolos seleksi baik secara administrasi maupun interview. Dari 30 peserta, dari Tebuireng meloloskan 3 orang yakni H.Sukron Ma’mun, Lc., M.A. (Mudir Ma’had Aly Yusuf Masyhar), Dr. M. Hamsa Fauriz, S.Pd.I., M.H. (Wadir Kemahasantrian Ma’had Aly Hasyim Asy’ari) dan saya sendiri Ahmad Fakhruddin Fajrul Islam, M.Th.I (Wadir Akademik Ma’had Aly Yusuf Masyhar).



Pewarta: Albii