Tebuireng.online— Dr. Mohammad Hamsa Fauriz, S.Pd.I, M.H., seorang Dosen dan Wakil Mudir Bidang Kemahasantrian Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Pesantren Tebuireng, terpilih sebagai salah satu peserta Beasiswa Program Non Gelar Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, berkolaborasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Keberangkatannya ke Maroko untuk mengikuti program yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas manajerial dan sanad keilmuan Ma’had Aly, yang berlangsung selama satu bulan (Oktober-November) di Jami’ah Qorowiyyin, Maroko.
Program ini melibatkan 30 pimpinan Ma’had Aly (Mudir/Wakil Mudir) dari seluruh Indonesia. Salah satu tujuan utama dari program ini adalah untuk mempelajari tata kelola lembaga dan sistem manajemen yang diterapkan di Jami’ah Qorowiyyin, serta untuk menyambung sanad keilmuan dengan para ulama Maroko, khususnya dalam berbagai disiplin ilmu seperti Al-Qur’an, Hadis, Fiqih, Ilmu Falaq, dan Tsaqofah wal Hadharah.
Dr. Hamsa menjelaskan bahwa ia bersaing ketat dalam dua tahap seleksi untuk mendapatkan beasiswa ini, yang pertama adalah seleksi administrasi dan yang kedua adalah wawancara dengan para profesor yang ditunjuk oleh Kemenag. Proses wawancara dilakukan dalam bahasa Arab, diikuti dengan ujian membaca teks Arab modern.
“Proses pembelajaran di Maroko sangat mengesankan, kami belajar melalui sistem perkuliahan yang menggunakan fasilitas teknologi yang sangat baik. Kami masuk kuliah lima hari dalam seminggu, dengan libur pada hari Sabtu dan Ahad. Di dua minggu terakhir, kami diajak untuk mengunjungi kampus-kampus yang berada di bawah naungan Jami’ah Qorowiyyin di berbagai daerah di Maroko,” ungkap Guru MA Salafiyah Syafi’iyah Seblak itu.
Baca Juga: Ahmad Fakhruddin Fajrul Islam Ceritakan Perjalanan Studi di Maroko
Menurut Dr. Hamsa, salah satu pengalaman yang paling berkesan selama berada di Maroko adalah sejuknya cuaca dan tertatanya kehidupan sosial di negara tersebut. “Tata kelola negara yang sangat rapi dan bersih, serta warga negara yang sangat ramah dan menghormati orang lain, membuat saya merasa sangat dihargai. Keindahan alam Maroko, terutama hamparan persawahan yang hijau dan tertata rapi, juga memberi kesan mendalam bagi saya,” ujarnya.
Melalui program ini, Anggota DMI Kabupaten Jombang tersebut berharap dapat mengadopsi dan membandingkan tata kelola Ma’had Aly dengan sistem manajemen yang ada di Jami’ah Qorowiyyin, serta memperdalam ilmu hadis dan ilmu-ilmu terkait. Ia juga berharap dapat menjalin koneksi dengan para ulama Maroko dan memperluas sanad keilmuan dalam bidang tersebut.
“Pesan saya untuk Mahasantri Ma’had Aly dan mahasiswa lainnya adalah teruslah belajar, kuasai bahasa Arab dan Inggris, karena kedua bahasa tersebut sangat penting untuk kemajuan kita. Jangan berhenti bercita-cita, karena dunia ini akan dikuasai oleh orang-orang yang berilmu dan berusaha,” tambahnya.
Dr. Hamsa juga menekankan bahwa perjalanan ke Maroko ini adalah pengalaman terjauh yang pernah ia alami. Sebelumnya, ia hanya bepergian di dalam negeri, namun kini ia telah menempuh perjalanan jauh ke Benua Afrika, yang memberi banyak pelajaran hidup dan ilmu.
“Marilah kita taklukkan dunia dengan ilmu kita. Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mencari ilmu,” tutup Dr. Hamsa dengan penuh harapan.
Pewarta: Albii