Oleh: Kang Mar
Suasana Malam Takbiran
Demburan suara beduk memekikkan kuping
Bapak-bapak menjaga anaknya
Seperti kambing-kambing yang mereka gembala
Cahaya bulan, obor kemenangan yang cerah
Dan suara takbir dilonglong sangat menggemakan
Seperti mengeluarkan aroma mistis
Seperti mbah dukun yang menjampi-jampi
Berjalan-jalan dalam keremangan
Suaranya seperti pasukan yang hendak berperang
Sesekali bom kecil diledakkan
Membuat nenek tua pingsan kejantungan
Tapi mengundang kawula muda kegirangan
Ikut meledakkan dengan keceriaan menggunung terbang
Kekuatan-kekuatan para pemenang
Melambai-lambai para malaikat berdatangan
Mengepakkan sayapnya menurunkan rohmat tuhannya
Untuk para pemenang sesungguhnya
Bukan pecundang mengaku pemenang
Ramadan Lagi
Alhamdulillah
Selingan nafas terasa diperpanjang
Menghembus dalam tatanan jejaringan
Kenikmatan tinggi melengkapi kehidupan
Biarlah perut bebunyi
Berdentak memanggil kesengsaraan
Biarlah mulutku berkomat-kamit
Memanggil asma-asma –Nya
Dalam setiap nafas kehagiaan
Biarlah mata selalu terpejam
Di siang bolong tak melonglong
Demi setetes air surga 7 rupa
Syukur…..
Malaikat maut menjaga
Dari gelapnya alam barzah
Membiarkan menikmati kemuliaan
Keagungan, kenikmatan, tak berbilang
Ramadan lagi
30 hari bersamanya
Itu sehari terasa
Doaku Sepanjang Hari
Tuhan
Hinakah hamba menyapa pagi ini
Menatap tetap ratap
Menyapu surya terbit merayap
Dengan halangan embun suci senyap
Tuhan
Hinakah, pantaskah hamba mengutuk siang ini
Panasnya menelanjangi basah
Membawa angan-angan menguap resah
Terkadang bersembunyi
Dalam awan pasrah
Tuhan
Ampunilah hamba membentak malam ini
Dengan dinginnya tertelungkup
Hus….. menyelundup dalam silup
Redup remang kadang gelap tersusup
Dalam segala lamunan hamba istighfar
Munajat hamba, penyesalan hamba
Astaghfirullahaladzim