
Oleh: Pluralisa*
Rayapanmu melekat
Dalam sayap kerapuhan
Ini sudah menua,
Jangan sentuh lagi
Atau rayapnya
Lebih penuh nan rapuh
Dalam kebusukan hampa
Berakhir positif
Kukerahkan tuk menjamah
Baris sekuel-sekuel itu
Hari itu paling memonopoli
Antara kucaran terjemah
Hey, ini lebih rumit lagi
Pak tua itu berjalan
Dalam kumparan hitam
Nan tegak menyala
Mereka dibawah menatapi
Plus dan minus
Katakan pada setelan
Yang di ukur dahulu
Kau akan hidup ( lagi)
Setelah 5, atau apalagi
10 kemudian.
Jujur saja,
Senyum itu membuat
Dia, kamu, kita merasa ngilu
*Santriwati Pondok Walisongo Cukir