tebuireng.online– Proses registrasi Muktamirin berlangsung di hari pertama diwarnai dengan kericuhan. Pasalnya, rombongan PWNU NTT tidak diperbolehkan masuk, sampai terjadi aksi adu dorong. Saat aksi tersebut berlangsung, salah satu anggota Banser yang berjaga di pintu masuk mendorong KH. Abdul Kadir Makarim, Rais Syuriah PWNU NTT hingga kancing bajunya lepas.
Tidak tinggal diam, para pegawai kyai kharismatik ini, tidak terima dan langsung mengejar anggota Banser yang telah mendorong Kyai mereka.
Anggota PWNU NTT, Dewa menuturkan bahwa anggotanya tidak terima jika Kyai-nya diperlakukan seperti itu. Kericuhan tersebut dipicu dari ditolaknya rombongan NTT masuk ke area pendaftaran.
Dari penjelasan anggota PWNU NTT, sikap Banser dan panitia yang membuat aturan dimana peserta tidak boleh diwakilkan untuk proses regristasi merupakan penyebab kericuhan ini. Jika itu terus berlangsung, maka proses registrasi tidak akan selesai hingga pembukaan muktamar digelar, karena tidak hanya dari NTT saja tapi dari seluruh Indonesia juga akan melakukan hal tersebut.
Saat KH. Abdul Kadir Makarim berusaha masuk, sikap kasar diperlihatkan anggota Banser, sampai-sampai sorban yang dikenakan oleh Kyai juga hampir lepas akibat baju yang dikenakan ditarik oleh anggota Banser.
Kericuhan ini dapat diredakan setelah beberapa anggota Banser dan personil kepolisian berseragam seperti preman menenangkan keadaan dan para pengawal Kyai tersebut. (anita/abror)