sebuah ilustrasi ibu dan anak di rumah yang indah.

PERMATA HATI

Aku pernah terjatuh
terasa sakit yang teramat parah
aku pun pernah lupa akan jadi diri
ketika semua orang lari

menghindar dan menjauh
bahkan bersikap acuh
hanya engkaulah yang merangkul erat
engkau yang menggenggam erat

meski engkau hatimu juga lara
engkau tetap datang berpayung luka
dengan ikhlas engkau membantu

ibu…
saat aku seperti butiran debu
hanya engkau yang menemani dan mengajari
bahkan seperti ini

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

aku yang sekarang ini
terbentuk dari kasih sayang permata hati
engkaulah cinta yang abadi
yang takkan terganti



IBU HEBAT
Bukan aku yang kuat
namun, doa ibuku yang hebat
doanya yang membuat selamat
dari segala momen pahit

bagai malaikat
dialah ibu tersayang
tempat ternyaman untuk pulang
bibirnya tak pernah kering

selalu basah merapal doa
darinya segala ucapan menjadi nyata
bukan karena sekedar kebetulan saja
kutukannya pun jadi kenyataan

dunia yang mengecewakan
namun, dia yang mampu meredakan
kata-kata yang menenangkan
selalu membuat rindu

jiwa-jiwa hati yang sendu
seperti malam yang kembali pulang
membawa bintang-bintang



RUMAH
Engkaulah rumah
tempat berteduh
tempat berkeluh kesah
engkau yang lebih mengetahui

segala perasaan yang tersembunyi
air mataku yang mengalir di pipi
selalu kau seka
kau obati segala duka

lalu engkau tumbuhkan bahagia
niat mu ikhlas
tulus
engkaulah penyejuk jiwa

pada setiap hati yang merana
kokoh bagaikan kayu jati
pengorbananmu sungguh berarti
namun, kini semua hanya bisa kupandangi

album foto yang penuh cerita
sosokmu cantik bagaikan purnama
namun, aku tak bisa memelukmu
mencium kedua tanganmu

ibuku
aku rindu
akan jiwa yang penuh kasihmu
bagaimana menuangkan rasa rindu ku
andai aku bisa mengulang waktu itu

aku ingin memeluk erat sosok mu
berbakti kepadamu

ibu…
hanya doa-doa yang bisa kupanjatkan
mengadahkan kedua tangan
dengan penuh keyakinan
untuk mengetuk pintu langit itu

bahwa perlu engkau tahu
aku sangat mencintaimu
wahai ibu.



Penulis: Amalia Dwi Rahmah