MODEREN BUILT IN ISLAM ITU SENDIRI

Begitu banyak definisi mengenai agama dan rumusannya berbeda beda. Ini seperti yang ditulis Wallace, Haynes, Morley, Martineau dan Mc Taggart. Yai Ka’ memaknai Islam sebagai, “wad’un ilahiyyun syamilun likulli syai’ saiiqun lidzawi al-uqul al-salimah linail al-sa’dah fi al-dunya wa al-akhitah”. Islam merupakan panduan Allah, memuat berbagai bagai hal dan relevan dengan pemilik akal sehat untuk mendirect menuju kehidupan bahagia baik di dunia maupun di akhirat.

Begitu setia dan tertanam demikian dalam di memori saya. Tahun 1970-an bergemuruh perbincangan mengenai Islam dan modernisme yang ditandai oleh silang pendapat yang polemis antara Noercholis Madjid dan Rasjidi. Pro kontra bermunculan, tak cuma menyertakan sejumlah pemikir pembaruan Islam seperti Abduh, Iqbal dan Ibnh Taimiyah, namun menoleh dan menyeret pula nama nama seperti Dean, Benda, Patter, Sellar, Durant, Lamont, Morrace, James dan Biufre.

Menurut Yai Ka’, moderen itu bagian dari Islam itu sendiri. Jika yang dimaksudkan dengan kemoderenan itu adalah merespon tantangan zaman lewat ikhtiar kontektualisasi pemikiran Islam. Bukan memaksa melakuan rasionalisi sembari merubah arah kiblat ke arah xenosentrisme. Membangun kemoderenan Islam dengan secara besar besaran memberlakukan westernisasi dan membongkar khazanah yang telah menjadi bagian kudayaan Islam serta menukarnya dengan yang serba Barat. Meski, Yai Ka’ tak pernah secara khusus mengupas kemoderenan, namun melalui pemahaman beliau soal makna Islam tanpak bahwa din al-Islam itu merupakan agama yang sesuai dengan common sense, saiq lidzawi al-‘uqul al-salimah.

Oleh karenanya mengusung tema modernisasi Islam seharusnya mengapresiasi itu Islam itu sendiri secara mendalam lewat khzanah telaah kebudayaan dan peradaban Islam. Dus, latah, genit dan meleceng bila memahami dan mengkaji Islam meminjam manhaj al-fikr orang lain. Bisa dimengerti, bila saat hiruk pikuk diskursus modernisasi Islam muncul ke permukaan, Yai Ka’ tak beranjak duduk bersila membuka lembar demi lembar Turats dan belia setia menjaganya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

(Catatan:  H. Cholidy Ibhar santri Tebuireng angkatan 1970-1980. Kini menjadi Dosen di IAINU dan Direktur Local Govermen Reseach dan Consulting, tinggal di Kebumen Jawa Tengah)