Berkedok Santri Sakit dan Kecelakaan, Sasaran Wali Santri
tebuireng.online—Setelah beberapa bulan lalu publik Tebuireng dikejutkan dengan proposal palsu mengatasnamakan Panitia Haul Gus Dur dengan jumlah dana mencapai 900 juta rupiah. Sejak Jum’at lalu (13/03), Tebuireng dikejutkan kembali dengan telepon dengan modus santri sakit maupun kecelakaan dan memeras wali santri dengan dana yang tidak sedikit.
Pelaku menelepon walisantri mengabarkan bahwa putra/putri-nya sedang dalam keadaan darurat di rumah sakit, baik penyakit dalam maupun penyakit sebab kecelakaan. Seperti yang disampaikan Ustadz Amin Muthohar, Pembina Kamar KH. Saifudin Zuhri 203. Dia mendapatkan sms dari walisantri yang mengaku telah mentransfer uang sebesar 1 juta rupiah kepada seseorang yang mengaku dari pihak pesantren, kemarin (16/03). Orang itu mengabarkan bahwa anak walisantri tersebut yang bernama Muhammad Aan, Santri SMP A. Wahid Hasyim, telah jatuh dari lantai 3 wisma dan membutuhkan dana untuk pengobatan darurat.
“Dia itu pakek nomor telepon tiga kali dengan satu jenis operator tapi beda nomornya”, ungkap Ustadz Amin. Hal yang sama juga terjadi pada beberapa santri lain. Menurut penuturan dari Ustadzah Vevi Alfi, beberapa hari ini khususnya hari Jum’at lalu terjadi lima kali kejadian penipuan di Pesantren Tebuireng Putri. Namun pihak pengurus Pesantren Tebuireng Putri tanggap untuk langsung memberikan informasi penipuan sehingga tidak ada walisantriwati yang melakukan transfer uang.
“Untung saja sejak kejadian pertama, walisantri yang menjadi korban dan pihak pesantren terus saling memberi informasi, sehingga nggak ada yang kenak”, ungkap Mahasiswi Ma’had Aly Tebuireng tersebut.
Selain itu penipuan yang sama juga melanda SMA Trensains Tebuireng 2 di Jombok Ngoro Jombang. Ustadz Tendika, Waka Bidang Kesiswaan SMA Trensains mengatakan bahwa santriwati berinisial H.N.A.K. juga menjadi korban dengan modus santri terpeleset di kamar mandi hingga gagar otak lalu pelaku meminta uang biaya operasi kepada walisantri sebesar 17 juta rupiah.
Selain santri SMP, lima santriwati Pesantren Putri Tebuireng, dan seorang santriwati SMA Trensains, hal serupa juga melanda Robith al-Hannan, santri kelas 3 Mts Salafiyah Syafi’iyyah, kamar Haji Kalla 201. Kerugian yang ia dan keluarga alami mencapai 20 juta rupiah. Modus yang digunakan pelaku adalah dengan mengabarkan bahwa Hannan kritis di rumah sakit sebab kecelakaan parah.
Ustadz Syamsul, Sekretaris Pondok Pesantren Tebuireng ketika dikonfirmasi via WhatsApp menerangkan bahwa kejadian ini memang sangat menggemparkan Tebuireng. Pasalnya kejadian ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
“Kita masih menyelidiki belum ada kepastian. Karena ada beberapa kemungkinan.”, ungkap Ustadz Syamsul. Dia juga menegaskan bahwa pelaku tidak sendirian melainkan berkelompok, laki-laki dan perempuan. “Masyarakat khususnya walisantri harus berhati-hati, karena modus mereka akan membuat korban panik dan tanpa sadar mentransfer uang”, tambahnya. (abror)