Penelitian dari Harvard menunjukkan pentingnya menjaga kesehatan mental demi ketenangan hidup. Namun ada satu hal yang sering terlupakan, yaitu kesehatan spiritual. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Harvard Medical School dan Harvard T.H. Chan, aspek spiritual berperan besar dalam membantu seseorang mencapai kesehatan hidup yang optimal.
Menurut laporan dari McKinsey, responden yang memiliki spiritualitas baik memiliki kesehatan mental empat kali lebih baik dibandingkan dengan mereka yang kurang spiritual. Hal serupa dibahas dalam podcast Raditya Dika bersama Adjie Santosoputro. Mereka sepakat bahwa ketidakbahagiaan seringkali datang dari kecemasan dan ketakutan akan hal-hal yang belum terjadi. Solusinya? Menjadi lebih mindful dalam menjalani hidup.
Mindfulness atau kesadaran penuh, dapat dilihat sebagai praktik yang menghubungkan tubuh, pikiran, dan emosi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, mindfulness bukan hanya tentang meresapi momen sekarang, tetapi juga sebagai jalan menuju keseimbangan antara kesehatan mental dan spiritual.
Dalam dunia yang serba cepat ini, banyak orang merasa terjebak dalam rutinitas yang membuat mereka terpisah dari diri mereka sendiri, baik secara mental maupun spiritual. Dengan menerapkan mindfulness, seseorang belajar untuk kembali hadir dalam setiap momen, mengamati pikiran dan perasaan tanpa penilaian. Hal ini dapat membantu meringankan stres, kecemasan, dan ketegangan mental lainnya, sekaligus membawa kedamaian batin yang menjadi dasar pertumbuhan spiritual.
Melalui praktik mindfulness, kita belajar untuk mengenali dan menerima pengalaman internal kita, baik yang positif maupun negatif, dengan penuh keterbukaan dan tanpa rasa takut atau penolakan. Ini memungkinkan kita untuk mengelola emosi dengan lebih baik, memahami diri sendiri secara lebih mendalam, dan mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan dunia sekitar. Kesehatan mental menjadi lebih terjaga, karena kita mulai memahami pola-pola pikir yang sering kali membatasi atau merugikan, sementara sisi spiritual kita berkembang dengan merasakan keterhubungan yang lebih dalam dengan hidup dan alam semesta.
Mindfulness tidak harus terpisah dari aspek spiritual. Sebaliknya, keduanya saling mendukung: kesehatan mental yang baik memberi ruang bagi pengalaman spiritual yang lebih murni, sementara praktik spiritual dapat memperdalam pemahaman dan penerimaan diri dalam konteks mindfulness. Dengan kata lain, mindfulness mengajarkan kita untuk hidup dengan lebih sadar, lebih hadir, dan lebih damai, baik dalam pikiran maupun jiwa kita. Ini adalah perjalanan yang tidak hanya mengarah pada pemulihan atau kesejahteraan pribadi, tetapi juga menciptakan ruang untuk pengalaman hidup yang lebih bermakna dan penuh rasa syukur.
Mindfulness bisa diartikan sebagai kemampuan untuk sepenuhnya hadir dan menikmati momen yang sedang berlangsung. Dengan mindfulness, kita belajar untuk fokus pada apa yang ada di depan kita tanpa terbebani oleh masa lalu atau kekhawatiran akan masa depan. Mindfulness meningkatkan kesejahteraan, kejernihan pikiran, dan membantu menyelesaikan masalah dengan lebih efektif. Dengan menjadi mindful, kita dapat merasakan kebahagiaan yang lebih dalam, karena pikiran kita tidak terpecah-pecah oleh hal-hal yang tidak perlu.
Ada banyak cara untuk melatih mindfulness, antara lain:
Latihan pernapasan diafragma: Teknik pernapasan ini membantu menenangkan pikiran dan tubuh. Selalu bersyukur: Fokus pada hal-hal positif yang sudah kita miliki. Menanamkan mindset positif: Percaya bahwa setiap situasi dalam hidup memiliki hikmahnya. Mindfulness dalam Islam: Tawakkal sebagai Kunci Islam sejak awal mengajarkan pentingnya mindfulness melalui konsep tawakal. Dalam Surat At-Thalaq ayat 3, Allah berfirman:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ. وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ. إِنَّ اللهٰ باَلِغُ أَمْرِهٖ قَدْ جَعَلَ اللهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“…Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendakiNya)…” Dalam Tafsir Buya Hamka, ayat ini menekankan bahwa dengan bertawakal, kita akan mencapai ketenangan dan mindfulness dalam setiap momen hidup kita.
Tuma’ninah dan Muroqobah: Bentuk Mindfulness dalam Islam
Tuma’ninah secara bahasa berarti ketenangan. Tuma’ninah dapat diartikan sebagai ketenangan dalam sholat, dan lebih luas lagi, ketenangan dalam menjalani setiap momen hidup dengan keyakinan kepada Allah. Muraqabah keyakinan bahwa Allah selalu hadir dalam setiap kondisi hidup kita. Dengan keyakinan ini, kita dapat “living the moment” atau hidup di saat ini tanpa dibebani kekhawatiran yang berlebihan. Dengan menggabungkan konsep mindfulness dari sains dan ajaran spiritual Islam, kita bisa mencapai kebahagiaan yang lebih dalam dan hidup yang lebih bermakna.
Penulis: Vira Laily Maghfiroh