sumber ilustrasi: blogudafaldil

Oleh: L Malaranggi*

“Kemuliaan hidup harus diraih dengan menggerakkan kemampuan sendiri dan berjuang dengan sepenuh hati meraih cita-cita.” (KH. Abdurrahman Al Kautsar)

Tadi malam saya bertemu kembali dengan sahabat lama saya, hampir satu tahun lamanya saya tidak berjumpa dengan sahabat-sahabat saya ini. Pertemuan ini membincangkan sesuatu selepas beribadah Tarawih ketiga di bulan Ramadhan tahun 2024 ini. Pertemuan ini ngobrol banyak hal bukan hanya bertanya kabar dan saling bersalaman satu sama lain, tetapi ada satu obrolan menarik yang menjadi diskusi larut berjam-jam ditemani hujan dan beberapa cemilan serta minuman; teh, kopi dan beberapanya lagi es teh manis dan es jeruk.

Saya larut dan turut melamun mendengarkan obrolan yang asyik dan tidak bising di telingah ini. Sahabat lama saya ini seorang santri tulen dari Jawa bagian barat satu desa dengan saya yang kebetulan menimba ilmu di pelosok timur di seberang sungai berantas yaitu di Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur.

Saya tidak menduga akan ada perbincangan yang sungguh asyik ini sampai larut berjam-jam. Persoalan demi persoalan mengenai keislaman dan diskusi tentang puasa ini tidak lepas dari mulut ke mulut sahabat saya yang terus menerus membicarakannya panjang lebar sebagai diskursus kerohanian individu katanya. 

Dari waktu ke waktu agama Islam mengalami pembaharuan (modernisasi) dan perkembangan mengikuti pola masyarakat yang terus maju akibat perkembangan zaman yang semakin cepat ini. Era dimana teknologi menjadi salah-satu yang paling berpengaruh dan mempunyai sisi-sisi positif dan negatif tersendiri. Agama Islam menanggapi perubahan zaman ini dengan mengqiyaskan hukum-hukum fiqih menurut ijtihad ulama terdahulu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Agama Islam di era teknologi ini menyambut baik, karena dengan adanya teknologi ini agama Islam bisa mengembangkan syiar dan dakwah di masyarakat khususnya supaya bisa menjangkau masyarakat dimanapun, bukan hanya di dalam negeri saja tetapi sampai ke seluruh dunia. Berkat teknologi inilah agama Islam menjadikan dakwah-dakwahnya diketahui masyarakat luas sehingga memahami agama Islam sebagai agama lebih gampang karena limpahan teknologi ini akibat perkembangan zaman yang semakin cepat ini. 

Hukum-hukum Islam tidak lepas dari masyarakat itu sendiri, pola perilaku masyarakat akan menentukan hukum-hukum Islam itu sendiri dan akan diambil kesimpulan tergantung situasi dan kondisi yang ada di masyarakat. Seperti waktu di zaman Covid-19, sholat Tarawih yang biasanya diadakan secara bersama di Masjid tetapi justru berubah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk berkumpul.

Akhirnya masyarakat menjalankan ibadah Tarawih di rumah masing-masing. Sama seperti halnya perubahan zaman di Era teknologi ini serta tanggapan Islam dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat ini, Agama Islam memberikan alternatif untuk berupaya berdampingan dengan perubahan zaman (modernisasi) dan memanfaatkannya untuk syiar dan berdakwah mencangkup masyarakat luas agar bisa terlihat atau terdengar dimanapun, kapanpun, siapapun. 

Celetukan-celetukan ini bertambah serius apa yang keluar dari mulut sahabat saya, cukup serius menjelaskan panjang lebar terkait modernisasi, agama Islam dalam upaya menanggapi perkembangan zaman ini. Saya sendiri cukup takjub melihatnya hingga tidak berkutik sekalipun, obrolan yang kental ini penuh Ilmu seharusnya menjadi diskursus penting setiap hari setelah sholat Tarawih karena ini menjadikan pembelajaran menarik bagi saya sendiri yang awam soal agama dan Keislaman itu sendiri.

Saya cukup merasakan kedamaian setelah mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan sahabat saya barusan. Membuat hati saya tenang setelah mendengarkannya. Ia kembali celetukan menjelaskan kondisi hari ini di bulan Ramadhan ini tentang puasa dan kesalehan individu dan sosial sebagai umat manusia yang beragama di dunia. 

Puasa dan Kesalehan Individu – Sosial

Puasa merupakan rukun Islam yang keempat yang diwajibkan bagi para umat Islam untuk melakukannya di bulan Ramadan. Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus saja tetapi juga menahan hawa nafsu yang ada di dalam diri setiap individu.

Merujuk pada Al Quran Surah Al-Baqarah Ayat 183: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” Puasa juga bukan hanya suatu kewajiban saja tetapi puasa juga mempunyai manfaat yang sangat banyak untuk tubuh tentuhnya.

Beberapa penelitian terbaru yang termuat di Journal of American Heart Association menemukan fakta bahwa puasa selama Ramadhan bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah, berat badan dan kadar lemak tubuh. Tentunya banyak sekali manfaat yang didapatkan ketika kita berpuasa selama bulan Ramadan ini.

Hubungan antara puasa dengan kesalehan individu dan sosial ini merupakan suatu bentuk perpaduan antara rohani dan jasmani. Dimana setiap individu berupaya untuk bisa berbuat baik kepada sesama tidak hanya pada individu lain yang satu agama saja tetapi individu lain yang tidak seagama karena terdapat nilai kemanusiaan yang terkandung di dalam setiap Individu itu untuk bisa menjalankan upaya kesalehan-kesalehan individu dan sosial tersebut.

Kesalehan individu dan sosial ini bukan hanya semata-mata karena pahala dan ganjaran saja. Tetapi sudah seharusnya sebagai manusia sosial saling berbuat baik terhadap sesama manusia lainnya. Memanusiakan manusia. 

Obrolan ini seketika berhenti dengan gelak tawa dari sahabat saya, ia tertawa sambil berkata “jadi begitu” ia sudah panjang lebar menjelaskan begitu baik sekali tentang keislaman, kesalehan dan modernisasi serta IPTEK di dalam perkembangan Islam di dunia.

Saya menuliskan ini sebagai bentuk penyadaran diri saya serta ingin berbagi pengetahuan kepada semua kalayak agar bisa bersama-sama belajar, sahabat saya juga mengiyakan dan menyuruh saya menuliskannya dengan bagus dan baik.

Setelah hujan reda saya memberikan salam terima kasih atas pertemuan kali ini yang berkah dan penuh ilmu, saya banyak belajar dan mungkin akan terus belajar tentang apapun termasuk tentang agama saya Islam. Pembelajar sepanjang hayat akan terus menuliskan apa yang ia ketahui dan ia dapatkan. Ia akan terus menyelami ilmu pengetahuan sampai kapanpun dan sampai ke liang lahat.

Tulisan ini sungguh berarti berkat obrolan yang penuh ilmu dan bisa saya bagikan ke kalayak diluaran sana yang juga barangkali mempunyai kebingungan yang sama dengan saya. Semoga ini menjadikan suatu diskursus menarik di setiap Individu yang sedang menata diri dan belajar keislaman dengan baik.


* Seorang Mahasiswa Aktif dan juga seorang Pembelajar Sepanjang Hayat.

Sumber: Journal of American Heart Association. Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 183.