Sumber gambar: depokpos.com

Oleh: Albii*

Merindukan Ibu

Di malam yang sunyi, aku duduk sendiri
merindu sang ibu, dalam hati yang pilu
air mata berlinang, membasahi pipi
rindu yang dalam, tak terucap dalam kata

saat kukenang senyumnya, hangat dan lembut
saat kukenang pelukannya, penuh kasih sayang
rindu ini memenuhi setiap sudut hati
menyala bak bara yang tak pernah padam

tiap detik, tiap hembusan angin
menyampaikan pesan rindu yang tak terucap
oh, betapa aku ingin berada di sisinya
memeluk erat dan menghapus air matanya

namun, kini jarak memisahkan kita
dan rindu ini semakin menjadi-jadi
hanya doa yang bisa kuucapkan
agar ibu tetap bahagia di sana

meski rindu ini menyakitkan
aku percaya satu hari nanti
kita kan bertemu kembali
dan pelukan ibu akan menyembuhkan segala luka.


Tinggal Kenangan dan Angan

Di antara kita, terhampar reruntuhan hubungan yang dulu indah
seperti puing-puing sebuah bangunan yang pernah tegak megah
kini tinggal kenangan yang pahit, menghantui setiap langkah
hubungan yang rusak, membawa derita yang tiada terperi

kata-kata terlupakan, janji-janji yang retak
menghiasi relung hati yang sunyi dan sepi
senyap menyelinap di antara kita, menggantikan canda dan tawa
hubungan yang rusak, menjadi saksi bisu dari kehancuran

setiap hari terasa seperti perjuangan yang tak kunjung usai
menghadapi kehampaan yang menganga di antara kita
bukan lagi saling memahami, melainkan saling menyakiti
hubungan yang rusak, menjadi belenggu yang sulit terlepas

namun, di tengah gelapnya malam, masih ada sinar kecil yang bersinar
harapan untuk memperbaiki yang telah hancur
mungkin bukan saat ini, tapi suatu hari nanti
kita akan menemukan jalan untuk menyatukan kembali potongan-potongan yang pecah


Semua Cinta Uang

Uang, seakan menjadi sinar terang dalam kegelapan
memancarkan cahaya yang menggoda dan memikat
di mata manusia, ia menjadi segalanya
simbol kekuasaan dan kebahagiaan yang hakiki

dengan uang, manusia merasa bisa menguasai dunia
membeli segala sesuatu yang diinginkan
namun, dalam kemegahannya, ia menyebabkan kegilaan
membuat manusia terjebak dalam belenggu kekayaan yang palsu

uang menjadi tolak ukur kesuksesan dan keberhasilan
seolah tanpa uang, hidup menjadi hampa dan tak berarti
namun, dalam kerinduannya, kita sering melupakan
bahwa kebahagiaan sejati tak bisa dibeli dengan uang

harta bisa habis, kekayaan bisa lenyap
tapi nilai sejati hidup terletak pada hal-hal yang tak terukur
keluarga, persahabatan, cinta, dan kebahagiaan batiniah
itulah kekayaan yang sejati, yang tak bisa dilukai oleh waktu

jadi, meski uang memiliki peran penting dalam kehidupan
jangan biarkan ia menggantikan nilai-nilai yang sebenarnya berharga
karena sesungguhnya, kekayaan sejati adalah saat kita mampu bahagia
meski tanpa harta yang melimpah, dalam kehidupan yang sederhana dan tulus.


*Mahasiswa KPI Unhasy.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online