sumber ilustrasi: sevima.com

Oleh: Umdatul Fadhilah*

Angka pasien Covid 19 masih saja naik. Sejak dinyatakannya dua orang Indonesia yang positif korona pada Maret lalu, negara mulai mengambil langkah demi langkah untuk memutus mata rantai virus tersebut. Mulai dari isolasi mandiri, lockdown dibeberapa daerah, jaga jarak dengan memberlakukan pemakaian masker beserta hand sanitizer di manapun, serta tidak diperkenankan keluar rumah jika tidak memiliki kepentingan.

Hal itu juga terjadi pada kalangan pesantren. Sejak dipulangkannya santri serentak pada akhir maret 2020, menjadikan suka tidak suka, mau tidak mau segala aktivitas lebih banyak dilakukan di rumah. Hingga tiga bulan tidak terasa selepas lebaran. Negara memutuskan new normal, kehidupan perlahan menapaki posisinya. Perantau mulai menjajaki kota rantau.

Kendaraan umum mulai beroperasi tentu dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Meski pemberitaan di televisi maupun sosial media kurva positif belum hilang. Bumi kembali hijau, manusia kembali layaknya penjagaan ketat yang penuh kehati-hatian. Kesehatan dan kebersihan jadi tujuan utama. Kemaslahatan umat jadi visi bahu membahu dalam menghadapi pandemi.

Kreativitas kian meraja, dibuktikan dengan menjamurnya berbagai karya khususnya pada industri kreatif. Berbagai kegiatan dilakukan secara daring. Mulai dari formal hingga nonformal. Para penulis semakin gencar melahirkan buku-buku terbaru seperti Emha Ainun Nadjib dengan buku terbarunya berjudul “Lockdown 309 Tahun” yang terbit pada Mei lalu. Rintik Sedu dengan buku trilogi “Geez & Ann 3” menyusul sebelumnya“Geez & Ann 1 dan 2”, Theoresia Rumthe dan Weslly Johannes yang menerbitkan kumpulan puisi via digital, serta para penulis lain yang tidak kalah produktif.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Selain itu, banyak pula youtuber hadir dengan konten-konten kreatif mereka. Seolah tidak ingin membuang waktu para pemirsa di rumah dari mulai tutorial memasak dengan bahan seadanya, beauty vlogger, sampai tips-tips mengenai apa saja yang bisa dibagikan.

Di tengah pandemi menuju new normal, ada banyak hal yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi waktu luang. Baik yang masih di rumah maupun di perantauan. Belajar dari tokoh yang telah disebutkan maupun tokoh inspiratif lain. Tentu sembari menggali passion, bakat dimana memulai untuk melakukan hal-hal yang memang menjadi keinginan, impian sejak dulu.

Entah menulis, memasak, bersepeda, memancing, membaca buku, membuat kerajinan tangan, sampai di bidang keagamaan, melancarkan hafalan Qur’an, kitab, hadist maupun cita-cita tertentu.

Untuk yang sudah bekerja, mari fokus menunaikan kewajiban, hal-hal di atas bisa dilakukan disela-sela bekerja. Mungkin saat jenuh melanda, stres tak terkendali maupun dibutuhkannya refreshing.

Mari memulai dengan sederhana, tidak perlu menggebu. Setidaknya “mulai” lalu “berjalan”, semoga dengan adanya niat tersebut segala angan, mimpi maupun target bisa terealisasi. Jangan lupakan doa walau usaha sudah mencapai 99% tanpa adanya 01% doa, tidaklah menjadi 100%- angka sempurna dikatakannya valid.

*Mahasiswa Unhasy, santri Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.