(Kanan) Menteri Bertanggung jawab Bagi Ehwal Masyarakat Islam, Masagos Zulkifli saat berkunjung ke Pesantren Tebuireng Jombang, Rabu (15/3).
(Kanan) Menteri Bertanggung jawab Bagi Ehwal Masyarakat Islam, Masagos Zulkifli saat berkunjung ke Pesantren Tebuireng Jombang, Rabu (15/3).

Tebuireng.online- Mr. Masagos Zulkifli, Menteri Agama atau biasa disebut dengan Menteri Bertanggungjawab Bagi Ehwal Masyarakat dari Singapura bersama rombongan mengunjungi Pesantren Tebuireng untuk menjalin silaturahmi dengan Pengasuh Pesantren Tebuireng. Kunjungan tersebut dilaksanakan dengan konsep dialog bersama para guru, dzurriyah, santri dan mahasantri di aula lantai  3 gedung KH. Yusuf Hasyim, Rabu (15/03/2023).

  1. Abdul Hakim Mahfudz, dalam sambutannya, menyambut kedatangan Mr. Masagos dengan hangat. Karena kedatangan Menteri Agama dari Singapura ini sebelumnya belum pernah terjadi di Tebuireng, selama beliau menjadi pengasuh dan ini baru pertama kalinya. Gus Kikin, sapaan akrabnya, sangat berharap kepada seluruh santri untuk menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin dalam hal berbagi pengalaman di sesi tanya jawab.

Mr. Masagos Zulkifli mengawali dialong tersebut dengan menceritakan pengalamannya selama di Singapura dengan ucapan syukur.

Alhamdulillah, sudah lima puluh tahun lebih hidup di kota Singapura, suatu pengalaman kehidupan yang sangat berbeda dengan di Indonesia. Sudah lama sekali hidup sebagai masyarakat minoritas Islam yang dilindungi undang-undang yang mana dalam kelembagaan negara orang  Melayu adalah orang pribumi Singapura dan akan dilindungi hak-hak, agama, budaya dan akan ditingkatkan lagi kepentingan-kepentingan lainnya  seperti  Pendidikan,” jelasnya.

Lanjutnya, kebanyakan orang Singapura banyak dari orang Melayu meskipun bukan Melayu asli seperti halnya berasal dari Jambi, Palembang dan lain sebagainya. Dalam sistem kepemerintahan di Singapura, itu terdapat satu badan yang di Indonesia disebut dengan Kemenag (Kementerian Agama), yang hanya untuk umat Islam saja.

Berbeda dengan di Singapura, yang beliau sendiri mengemban amanah tersebut yakni sebagai Menteri Bertanggungjawab Bagi Ehwal Masyarakat yang menjaga keberadaan orang-orang Islam dan tugasnya tak hanya itu saja melainkan juga menjawat sebagai Menteri Pembangunan Sosial dan Kesehatan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Selain itu, beliau juga menyampaikan, bahwa hidup dalam masyarakat yang minoritas Islam harus bisa membimbing dengan baik. Sebab kalau tidak dibimbing dengan baik, pastinya mereka akan memberontak seperti negara lain yaitu London, Eropa, Parancis, dan lain sebagainya. Sehingga mereka merusak hingga membunuh karena tidak sesuai dan tidak terima cara hidup orang Islam yang sesuai dan melindungi kita.

“Jadi untuk menjadi masyarakat role model di era modern ini. Ada tiga hal yang harus diperkuat dan diaplikasikan supaya sesuai dengan tuntunan dan contoh yang diajarkan Rasulullah yaitu; memiliki akhlak atau kepribadian yang baik, memiliki kompetensi atau kemahiran, dan kewarganegaraan, yaitu bagaimana kita membina sikap, sifat saling percaya mempercayai dengan orang,” ungkap pria kelahiran Singapura ini.

Di samping itu, hal lain juga penting, menurutnya, mempertahankan karya-karya berupa keilmuan yang ditinggalkan oleh orang terdahulu. Karena sangat berpengaruh terhadap pemikiran anak muda setelahnya. Maka dari itu, untuk Islam diterima dengan baik-baik harus menguatkan keilmuan-keilmuan.

Hal lain yang dilakukan dalam proses pendidikan di Singapura, selain mahir dalam tiga bahasa juga mempelajari sains dan agama. Para anak didik di sana sanggup.  

“Jadi saya harap kalau masalah tentang kemahiran, kita jangan menunggu tapi kita harus mencarinya apa yang dibutuhkan di masyarakat kita,” harapnya.

Dialog tersebut ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH. Syakir Ridwan dan foto bersama yang diikuti dengan pemberian kenang-kenangan. Dialog tersebut juga diikuti oleh rombongan yaitu: DJeremy Sor Wakil Duta Besar Singapura di Jakarta, Kadir Maideen, CEO Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS). YiYing, Special Assistant. Aaron Chee, Counsellor, Kedutaan Besar Singapore di Jakarta, Xiao Quan, Senior Manager, Kementrian Pembangunan Sosial dan Keluarga, Izzairin Swandi , AssistantManager, Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS), FeliseLeow, Embassy First Secretary in Jakarta, Aidil dan Kamrul, SecurityOfficer.


Pewarta: Adawiyah