Koordinator Majelis Ilmi Pesantren Tebuireng, Ustadz Sifya’ul Fuad menjelaskan kegiatan mengaji di Pesantren Tebuireng kepada ratusan santri baru, Rabu (12/7). (foto: bagus)

Tebuireng.online— Masa Orientasi Santri Baru (Mosba) Pesantren Tebuireng dilaksanakan pada Rabu (12/7) hingga Jumat (14/7) mendatang. Seluruh santri baru baik dari unit Aliyah, SMA, Mts, SMP, atau SMK wajib mengikuti kegiatan ini. 

Salah satu orientasi dari kegiatan ini yakni mengenalkan kegiatan pengajian kepada para santri baru. Di serambi masjid berhadapan dengan ratusan santri, Ustadz Syifa’ul Fuad menjabarkan secara detail tentang kegiatan Ubudiyyah/pengajian di Tebuireng pada (13/7/23). 

Menurut Ketua Majelis Ilmi itu, kegiatan ini merupakan kewajiban bagi calon santri, “nanti selesai Mosba berarti resmi menjadi santri Tebuireng,” ungkapnya. 

Pesantren Tebuireng sehabis Subuh memiliki program pengajian Al-Qur’an. Setelah Ashar ada kegiatan Diniyah. Kegiatan Diniyah ini berkolaborasi dengan Sekolah. Ba’da Maghrib itu ada pengajian Takhasus, yakni dengan model Sorogan. Seminimalnya santri Tebuireng bisa membaca Taqrib. Ba’da Isya’ ada pengajian Bandongan.

Kurikulum yang didesain untuk pengajian di sini ada beberapa. Pengajian Al-Qur’an dikelompokkan berdasarkan kelasnya. Pertama, kelompok dasar (C). Di kelompok ini khusus untuk santri yang pemahamannya masih minim. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kalian diminta baca huruf Hijaiyah, Makharijul Huruf, Mad dan Qasr, Mim dan Nun Tasydid, buku pegangan Iqra’. Hafalannya Al-Nas sampai Al-Insyirah. Standar kelas ini adalah 6 bulan,” tambah guru MTs Salafiyah Syafi’iyah tersebut.

Kedua, kelompok menengah (B). Target bacaannya juz 1-15. Makharijul huruf masih ditekankan di kelas ini. Termasuk bacaan tebal dan tipis, Mad far’i (cabang). Serta santri dituntut hafalan surah Al-Duha sampai Al-Muthaffifin. Ketiga, Kelompok (A). Kelompok ini memiliki target bacaan juz 16-30 yang dibekali pengetahuan waqaf dan washal, ayat-ayat yang bacaan musykil dan gharib. Para santri minimal sudah hafal surah Yasin, Waqiah, dan Tahlil. 

Santri Pondok Putra Pesantren Tebuireng Jombang ikuti kegiatan Mosba tanggal 12-14 Juli 2023.

Program selanjutnya yakni Takhasus bakda Maghrib. Ada beberapa kelas di program ini, pertama Fasohah yang dipelajari adalah juz ‘Amma dan buku pedoman Al-Qur’an Tebuireng. Kedua, Ula B dibekali matan jurumiyyah dan amsilah tashrifiyyah. Minimal usai kelas ini santri bisa membaca dan menghafal. 

Ketiga, Ula A. Yang dikaji yakni syarah Jurumiyyah, amsilah tasrifiyyah. Keempat, Wustho B. Kelasnya terfokus pada Matan Taqrib, nazam Imrithi.  Kelima, Wustho A, dengan bekal kitab Fathul Qarib, nadzam Imrithi. Keenam, Ulya. Yakni kelas tertinggi dengan kajian kitab Fathul Muin, nadzam Alfiyah ibn Malik. Prosesnya yakni membaca, memahami, dan diskusi.

Takhasus juga punya kelas khusus dengan sebutan Ulya Syawir. Yakni kelompok khusus yang membahas kitab Fathul Muin dan Fathul Wahhab. Fokus kajian ini adalah diskusi. 

Terkait pengajian bandongan di Teburieng, diasuh oleh kiai khusus. Dengan model kiai membaca kitab, santrinya mendengar dan maknai. Hari Sabtu diasuh oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz dengan fokus kajian adab dan akhlak. Minggu diasuh oleh KH. Fahmi Amrullah yang mengkaji tasawuf. Selasa cabang ilmu tauhid diasuh oleh KH. Taufiqurrahman. Rabu diasuh oleh KH. Musta’in Syafi’i cabang ilmu tafsir. 

“Untuk rencana ke depan kita akan memberikan bandongan ilmu Hadis. Tebuireng juga punya forum Bahtsul Masail yang akan didampingi oleh teman-teman unit Ma’had Aly yang tergabung dalam Riyadlatut Tholabah,” imbuh ustadz kelahiran Sidoarjo itu. 

Pewarta: Indra