Salah satu mahasantri peserta Studium Generale saat bertanya pada pemateri. (foto: ara)

Tebuireng.online— Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng bekerja sama dengan Majalah Tebuireng mengadakan Studium Generale mengundang Dr. H. Fahruddin Faiz dan Dr. Ahmad Ubaidi Hasbillah membahas tema “Membincangkan Konsep Slow Living dalam Kacamata Hadis dan Filsafat”. Acara ini bertempat di Aula lantai 3, Gedung KH. Yusuf Hasyim.

Studium Generale yang menghadirkan Dosen Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga  Yogyakarta dan Ketua Marhalah Tsaniyah Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng ini dilaksanakan pada Ahad (28/7/2024) yang dimulai pukul 08.00 WIB dan selesai pada pukul 12.30 WIB. Kegiatan ini diikuti oleh Mahasiswa Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng dengan total 290 orang yang terdiri dari Mahasiswa S1 Semester 1,3,5 dan S2 Ma’had Aly Hasyim Asy’ari.

Dr. Ahmad Ubaidi Hasbillah, mengungkap banyak persoalan hidup pada era industri 4.0 dengan perkembangan teknologi yang makin canggih membantu pekerjaan sehari-hari. Menurutnya, Hampir semua pekerjaan bisa diselesaikan dalam hitungan jam.

“Tetapi semua ini membuat kehidupan menjadi serba cepat sampai akhirnya masyarakat kelelahan bahkan memiliki kesehatan mental yang buruk, gaya hidup ini dapat kita sebut dengan Fast Living,” terang Dosen Mahad Aly Tebuireng itu.

Selain itu, Ia juga membahas bagaimana jika fast living merupakan gaya hidup di mana seseorang bekerja terus-menerus hingga bisa melampaui batas kemampuan, maka Slow Living lebih berfokus pada kehidupan yang santai, sederhana, dan sadar dengan waktu serta keadaan sekitar. Hal ini akan lebih berfokus untuk menikmati proses, hingga kemudian mendapatkan hasil yang berkualitas.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Slow Living itu bagian dari kesederhanaan, Slow Living pun bisa lebih efesien dalam management waktu, yang dapat membuat hidup lebih bermakna,” tuturnya.

Dalam forum itu, Kepala Mahad Jami’ah itu juga menuturkan hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْهَدْىَ الصَّالِحَ وَالسَّمْتَ الصَّالِحَ وَالاِقْتِصَادَ جُزْءٌ مِنْ خَمْسَةٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ

Akhlak terpuji, perangai yang baik, dan bersikap sederhana adalah satu dari 25 bagian kenabian. (HR. Ahmad 2698 & Abu Daud 4778 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Dalam hal ini, menurutnya, bahwa barangsiapa yang ingin meniru kenabian Rasulullah maka hiduplah dengan sederhana.

“Terkait dengan slow living. Hidup yang pelan-pelan lebih untuk menikmati semua proses dalam kehidupan sehingga lebih bermakna, atau dalam istilah Jawa Alon-alon kelakon.” Pungkasnya.



Pewarta: Ara