Sumber: http://www.sdi.id/blog/read/tips-menarik/1049/ingin-berhenti-bermaksiat-ikuti-2-langkah-mudah-ini.html

Seorang tokoh sufi besar bernama Ibrahim bin Adham pernah didatangi oleh Seorang ahli maksiat. Ahli maksiat tersebut berkata kepadanya “Wahai Aba Ishak! Selama ini aku gemar bermaksiat. Tolong berikan aku nasihat!”. Setelah mendengar perkataan tersebut Ibrahim berkata, ”Jika kamu mau menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka boleh saja kamu melakukan maksiat.” Dia pun bertanya ”Apa saja syarat-syarat itu, wahai Aba Ishak?” Ibrahim bin Adham berkata, “Syarat pertama, jika kamu bermaksiat kepada Allah, jangan memakan rezekinya.”

Dahinya pun mengerenyit mendengar jawaban Ibrahim bin Adham. Ia pun kemudian bertanya ”Lalu aku mau makan dari mana? Bukankah semua yang ada di bumi ini rezeki Allah? ”Ya,” tegas Ibrahim bin Adham. ”Kalau kamu sudah memahaminya, masih pantaskah memakan rezekinya, sementara kamu selalu berkeinginan melanggar larangan-Nya?”

Ibrahim pun melanjutkan ”Kalau mau bermaksiat, jangan tinggal dibumi-Nya!”
Syarat ini membuat ahli maksiat terkejut setengah mati. Ibrahim kembali berkata kepadanya, ”Wahai Abdullah, pikirkanlah, apakah kamu layak memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kamu melanggar segala larangan-Nya?” ”Ya, Anda benar,” katanya .

 Dia kemudian menanyakan syarat yang ketiga. Ibrahim lantas menjawab, ”Kalau kamu masih mau bermaksiat, carilah tempat tersembunyi yang tidak dapat terlihat oleh-Nya!”

Ahli maksiat itu terperanjat untuk kesekian kalinya kemudian berkata, ”Wahai Ibrahim, ini nasihat macam apa? Mana mungkin Allah tidak melihat kita?” ”Nah, kalau memang yakin demikian, apakah kamu masih berkeinginan berlaku maksiat?” kata Ibrahim.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ahli Maksiat itu mengangguk dan memohon syarat yang keempat. Ibrahim melanjutkan, ”Kalau malaikat maut datang hendak mencabut rohmu, katakanlah kepadanya, ‘Mundurkan kematianku dulu. Aku masih mau bertobat dan melakukan amal saleh’.” Kembali Si Ahli maksiat itu menggelengkan kepala dan segera tersadar, ”Wahai Ibrahim, mana mungkin malaikat maut akan memenuhi permohonanku?”

”Wahai Abdullah, kalau kamu sudah meyakini bahwa kamu tak bisa menunda dan mengundurkan datangnya kematianmu, lalu bagaimana engkau bisa lari dari murka Allah?” ”Baiklah, apa syarat yang kelima?,” tanya si ahli maksiat lagi.

Ibrahim pun menjawab, ”Wahai Abdullah kalau malaikat Zabaniyah datang hendak menggiringmu ke api neraka di hari kiamat nanti, jangan engkau mau ikut bersamanya.” Perkataan tersebut membuat Sang Ahli Maksiat tersadar. Dia berkata, ”Wahai Aba Ishak, sudah pasti malaikat itu tidak membiarkan aku menolak kehendaknya.” Dia tidak tahan lagi mendengar perkataan Ibrahim. Air matanya pun berjatuhan. ”Mulai saat ini aku bertobat kepada Allah,” katanya sambil terisak.

Dari kisah di atas, tidak mungkin memang kita terhindar dari dosa, karena kita adalah manusia. Namun, yang bermasalah apabila maksiat dijadikan hobi. Maka manusia bisa berusaha untuk sebisa mungkin menghindari kemaksiatan. Ibrahim bin Adham mengajarkan kita bahwa bagaimana mungkin kita sampai sengaja bermaksiat, padahal semua yang ada dalam diri kita adalah pemberian Allah.


*Disarikan dari berbagai sumber oleh Rizki Hanivan