Lima Kreator Video “Khilaf” Deka Pranata, Faka Dzul Umam, Ibnu Izad, Muhammad Azka, dan Mohammad Ridwan, foto bersama usai menerima hadiah sebagai juaa 2 Video Pesantren 2017 di Atrium Maspion Square Surabaya pada Rabu (25/10/2017).

Tebuireng.online— Prestasi kembali ditorehkan oleh Santri Pesantren Tebuireng. Lima santri putra yang merupakan anggota Komunitas Photography Tebuireng (Kopi Ireng) berhasil menyabet juara 2 lomba film pendek tingkat nasional dalam Video Pesantren (Videotren) 2017 kategori fiksi. Ajang yang diadakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) dan Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara itu merupakan serangkaian kegiatan peringatan Hari Santri Nasional 2017.

Kopi Ireng yang diwakili oleh lima punggawanya, yaitu Deka Pranata, Faka Dzul Umam, Ibnu Izad, Muhammad Azka, dan Mohammad Ridwan, dalam video yang berjudul “Khilaf” itu meceritakan tentang seorang santri yang terhasut oleh siaran radio provokatif terkait ajakan untuk mendirikan negera berdasarkan Islam atau Khilafah Islamiyah. Ia mulai bertindak aneh dengan tidak mau menghormat kepada bendera Merah Putih.

Si Santri tersebut, nekat mengganti lambang Garuda Pancasila yang terpampang di tembok kamarnya dengan pigora berisi tulisan “Islam” di atas foto Presiden dan Wakil Presiden RI. Ia yang kemudian dirundung habis-habisan oleh kawan-kawannya, kemudian menangis, dan merengungi pemikirannya. Sampai ia disadarkan oleh sahabatnya untuk kembali ke ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang moderat dan menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika, berdasarkan asas demokrasi.

Deka Pranata, salah satu tim lima tersebut mengaku sangat senang dan bangga dengan gelar juara 2 tersebut. Namun, ia dan kawan-kawan mengaku tak lantas merasa sudah puas, melainkan akan terus berkarya dan berdakwa via media, seni, fotografi, dan sinematografi. Ia menjelaskan bahwa ide cerita dalam video tersebut berasal dari dawuh Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid dalam berita berjudul “Gus Sholah Bungkam HTI Soal Khilafah” di tebuireng.online.

Deka mengatakan, pesan yang ingin disampaikan oleh tim kreativ dalam video berduasi 3 menit tersebut, yaitu kenyataan bahwa santri ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan menyepakati Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu, baginya, santri era kekinian, harus ikut menjaga bangsa dari doktrin khilafah yang ingin merubah bentuk negara menjadi negara Islam. Ia juga tak menampik bahwa santri sekarang ini dituntut untuk kreativ dalam berdakwah, termasuk melalui video dan film.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Kami juga terinspirasi dengan pernyataan KH A. Musta’ien Syafi’ie di Majalah Tebuireng edisi 52, bahwa seni adalah gelas kosong, diisi air putih jadilah menyegarkan, diisi madu, jadilah menyehatkan, diisi arak jadilah memabukkan,” ungkap santri asal Pekanbaru itu ketika diwawancara oleh Tebuireng Online pada Jumat (27/10/2017).

Pada Rabu (25/10/2017) mereka hadir dalam acara malam Anugerah Santri Kreativ 2017 di Atrium Maspion Square Surabaya untuk menerima hadiah dari panitia penyelenggara. Mereka mendapatkan tropi, sertifikat, dan uang tunai senilai 3 juta rupiah. Deka Pranata mengaku akan membagi uang tersebut, untuk tim kreator, aktor dalam film tersebut, dan sisanya akan dimasukkan ke dalam  kas Kopi Ireng.

“Dalam waktu dekat, kita ada dua proyek yaitu video Apel dan Kirab Hari Santri lalu di Kawasan Makam Gus Dur, terus dalam bulan-bulan ini akan membuat video profil Pesantren Tebuireng terbaru. Itu cita-cita kami,” kata pemenang lomba fotografi nasional dua tahun berturut-turut dalam ajang Nasional Canon Photo Maraton Indonesia 2016 dan Bulan Dirgantara Indonesia 2017.

Tanggapan positif atas capaian Deka dan kawan-kawan juga datang dari pihak pondok. Dalam hal ini disampaikan oleh Kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Ustadz Iskandar. Beliau mengucapkan selamat atas prestasi yang dicapai adik-adik santri dalam Videotren 2017. Guru olahraga itu juga menjelaskan bahwa Kopi Ireng berada di bawah naungan Divisi Pengembangan Diri yang berada langsung di bawah Kepala Pondok.

“Sebagai bukti bahwa santri bukan hanya bisa ngaji, menghafal, diba’an, manaqiban, akan tetapi santri pun bisa bersaing dengan dunia luar, dunia teknologi,” ungkap pria asal Jakarta itu. Beliau mengungkapkan, selain prestasi oleh Kopi Ireng itu, pada pekan ini, santri Tebuireng juga menyabet beberapa prestasi, di antaranya juara 1 lomba al Banjari tingkat pelajar se-Jombang, juara 1 lomba Duta Santri Keselamatan Lalu Lintas,  juara 3 lomba Puisi Keselamatan Lalu lintas di Satlantas Polres Jombang, dan juara 3 seleksi Dai-Daiyah di Polres Jombang.


Pewarta:           M. Abror Rosyidin

Editor/Publisher: Aros