KH. Salahuddin Wahid (tengah) saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara di Pondok Pesantren al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10/2017). (Foto: Amin Zen)

Tebuireng.online— Lembaga pendidikan agama yang telah banyak berperan terhadap negeri ini adalah pesantren. Saat ini banyak sekali konteks pemahaman keagamaan yang hadir, dalam hal ini Indonesia membutuhkan peran pesantren lagi. Apalagi, sekarang marak akan pemimpin korupsi yang bisa membuat negara hancur.

Paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja)harus dibentengi dengan cara mendidik generasi yang unggul di pesantren, Aswaja sebagai paham moderat dan bertujuan untuk membentengi negara. Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. (H.C). Ir. KH. Salahuddin Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Sholah mengatakan, bahwa pesantren harus mengajarkan kepada santrinya tentang kejujuran mulai saat ini, sehingga ke depannya tidak mudah menyalahgunakan kekuasaan.

“Seorang pemimpin masa depan setidaknya harus mempunyai empat sifat Rasulullah, yaitu siddiq, amanah, tabligh, fathanah. Namun, dari keempat sifat itu yang paling sulit dilakukan adalah siddiq (jujur) dan amanah (dapat dipercaya),” ungkap Gus Sholah saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara di Pondok Pesantren al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10/2017).

Dalam dunia pendidikan diperlukannya pendidikan berkarakter salah satunya yaitu sikap jujur yang harus ditanamkan pada anak-anak. “Kita harus menanamkan kejujuran ke dalam diri anak kita, ke dalam diri murid-murid kita. Ini tidak mudah, sunguh tidak mudah. Kita banyak contoh lah,” tutur Gus Sholah seperti yang dilansir republika.co.id.

Menurut Gus Sholah, ternyata pimpinan ormas saat ini juga banyak menyalahgunakan kekuasaan, siapapun orangnya jika diberikan kekuasaan maka karakter seseorang itu pasti akan terlihat. Kemudian beliau mengutip pernyataan Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln, “Jika Anda ingin menguji karakter seseorang, beri dia kekuasaan”.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Oleh karena itu, Gus Sholah memberi saran agar generasi bangsa tidak mudah menyalahgunakan kekuasaan, maka pesantren harus mendidik para santri-santrinya dengan akhlak yang kuat. Menurut beliau, dengan begitu, pesantren bisa membentengi negara dan Aswaja. “Bagaimana agar bisa menjaga amanah ketika diserahi kekuasaan. Itu PR kita, tentunya tidak mudah,” tutur Gus Sholah.


Pewarta ulang:   Anita Nur Laili Mahbubah

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin

Sumber:             republika.co.id