Santri Tebuireng saat ngaji kitab di Pesantren Tebuireng Jombang.

Oleh: Ibnu Ubaidillah*

Sanad atau jaringan mata rantai ilmiah, sangat penting dalam Islam, karena di akhirat manusia bukan saja dimintai pertanggungjawabannya tetapi juga ditanyai darimana Ia mengamalkan sesuatu.

Dalam Al Qur’an dijelaskan: “Dan aku akan menanyaimu orang-orang yang diutus keapada mereka yang sungguh-sungguh aku akan meminta laporan para Rasul,” (Qs. Al-A’araf:6).

Sanad keilmuan melalui pesantren sangat penting di tengah budaya pragmatisme umat yang hanya belajar melalui google, tanpa mau belajar langsung denga kiai, atau guru, yang mempunyai sanad keilmuan yang tersambung dengan Nabi Muhammad SAW.

Sanad keilmuan merupakan wujud transformasi keilmuan. Dengan tujuan menjaga autentisitas ajaran-ajaran rahmatan lil ‘alamin. Melalui tali-temali sanad dari para guru yang benar-benar menerima jalur jejaring intelektual.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sifat-sifat yang telah ditelandankan oleh pesantren atas sanad keilmuan dari generasi ke generasi, maka terjalinlah hubungan intelektual pesantren yang mapan.

Adapun sifat-sifat yang diteladankan oleh pesantren atas sanad keilmuan, diantaranya:

  1. Kehati-hatian otoritas keilmuan santri agar terbangun karakter sesuai teladan Nabi Muhammad SAW melalui sanad keilmuan yang tersambung.
  2. Menjaga auntentisitas sanad sebagai modal sosial pesantren terhadap pesantren lain.
  3. Maka semakin kuat sanad yang terbangun, semakin baik pula proses interaksi ilmiah seorang santri.

Dengan sanad keilmuan seorang santri memiliki benteng dari segala bentuk yang bersifat negatif yang mengancam orientasi keshalihan.

*Mahasantri Tebuireng.