Konsul Jenderal Amerika untuk Indonesia yang berada di Surabaya, Andrew E. Kelly, tampak hadiri undangan Haul ke-8 Gus Dur di Dalem Kesepuhan Tebuireng bersama Gus Sholah serta Gus Ipang, Kamis (28/12/17). (Foto: Deka)

Tebuireng.online- Konsul Jenderal Amerika untuk Indonesia yang berada di Surabaya, Andrew E. Kelly turut hadir dalam undangan yang diberikan oleh Pesantren Tebuireng dalam rangka memperingati sewindu kepergian Gus Dur, di Dalem Kesepuhan Pesantren Tebuireng Jombang, Kamis (28/12/17).

Andy, sebutan akrab Andrew E. Kelly datang ke Pesantren Tebuireng sekitar pukul 12.43 Wib ditemani seorang staf. Kedatangannya disambut hangat oleh keluarga KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah), di antara yang ada dalam pertemuan tersebut adalah Gus Sholah, Nyai Farida, Gus Ipang (Irfan Sudirman, Putra Gus Sholah), Ustad Amin, dan Kepala Pondok Putra Tebuireng, Ustad Iskandar.

“Bapak Ipang kelihatan seperti kakeknya dengan badan yang besar, mirip sekali,” ucap Andy setelah berjabat tangan dengan Gus Ipang, serentak yang lain tertawa.

“Saya sungguh sangat senang karena telah diundang dalam acara Haul Gus Dur. Terima kasih untuk undangan yang diberikan,” ungkapnya.

Pria yang sebelumnya bertugas selama dua tahun di Filipina menyampaikan kekagumannya terhadap Indonesia, “Saya suka sekali Indonesia, kebudayaannya jauh berbeda dari pada tempat saya bekerja yang sebelumnya. Ada beberapa  persamaan tapi perbedaannya lebih besar, di sini masyarakatnya lebih terbuka,” tuturnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pria itu tidak segan-segan meminta Gus Sholah untuk menceritakan tentang Tebuireng.  “Tebuireng adalah dusun. Dusun adalah tingkat terendah dalam pemerintahan, tapi Tebuireng lebih terkenal dari pada Jombang,” respon Gus Sholah terhadap permintaan pria yang sering bercanda karena namanya yang sama dengan Andi gelar di Bugis.

Gus Ipang juga turut menjelaskan sejarah terbentuknya pesantren yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. “Tebuireng dulu adalah desa yang buruk, ada perjudian dan pelacuran. Kemudian Kiai Hasyim Asy’ari datang ke sini untuk melakukan perubahan,” jelasnya.


Pewarta: Nurul Fajriyah

Editor?Publisher: Rara Zarary