Mohammad Mahfud MD, menyampaikan kesaksiannya sebagai sahabat Gus Dur dalam Haul ke-8 Gus Dur di Tebuireng Jombang, Kamis (28/12/17). (Foto: Kopi Ireng)

Tebuireng.online- Dalam sewindu kepergian Gus Dur, Mohammad Mahfud MD ikut menyampaikan kesaksiannya sebagai sahabat Gus Dur di Pesantren Tebuireng, Kamis (28/12/17). Salah satu sahabat Gus Dur ini tampaknya memiliki begitu banyak kenangan saat menjadi kabinet bersama Presiden ke-4 RI yang ingin dibagi kepada para undangan, jamaah, peziarah, serta santri yang ikut hadir dalam acara tersebut.

Dalam ceritanya, saat itu Gus Dur menggebrak meja ketika Mahfud MD membawa dokumen hasil lobi politik dalam kondisi DPR yang sedang genting pada tahun 2001. “Nggak bisa! Demokrasi itu bukan pasar! Saya lebih baik berhenti jadi presiden dari pada saya didikte oleh partai-partai dengan cara melanggar konstitusi!” ungkapan Gus Dur yang terkenang oleh Mahfud MD.

Gus Dur memang sangat dikenal dengan sikapnya yang tegas terutama dalam hal keadilan, “Kita tidak boleh tunduk pada fakta, kalo kita mau berjuang harus melawan fakta dan membuat fakta baru,” lanjut lelaki asal Sampang Madura itu.

Menurutnya, Gus Dur memiliki sifat yang santai namun tetap serius. Contohnya adalah saat Gus Dur menyampaikan program-program dengan pembawaan yang sambil lalu bergurau, santai. Selain sikap ini, Gus Dur juga dikenal sebagai pemimpin yang tegas, kritis, dan tidak mau didikte.

“Gus Dur juga orangnya nggak mau main-main dan sederhana pembawaannya,  tidak  jaim istilah anak muda sekarang, ketemu siapa saja ya sama saja kalimatnya, gurauannya sama,” imbuh Mantan Menteri Pertahanan era Gus Dur ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sebelum acara dimulai, Mahfud MD menyempatkan diri untuk berziarah ke maqbarah Mantan Presiden ke-4 Indonesia dan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Selepas itu beberapa media mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai Mahfud MD terkait dengan Gus Dur.

Dalam pengakuannya, Mahfud MD menyampaikan bahwa Gus Dur adalah seorang Bapak Bangsa yang selalu menjadi rujukan bertanya kalau negara ini mempunyai problem. Meskipun sekarang Gus Dur sudah meninggal, kalau ada masalah selalu merujuk ‘kata Gus Dur ini apa ketika Gus Dur hidup’ atau seumpama Gus Dur masih hidup kira-kira menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh bangsa ini apa.

“Kita selalu merujuk ke Gus Dur karena dia memang terbukti di dalam langkah pemikiran dan ketulusan hatinya itu dipersembahkan untuk bangsa ini. Mempersatukan, mempererat, memperkuat ikatan kebangsaan kita itu Gus Dur,” jelasnya.

Gus Dur adalah salah seorang yang paling berjasa. Membuat persenyawaan antara berbagai ikatan primordial menjadi sebuah bangsa yang kokoh dan bersatu. Perintis dan pendobraknya adalah Bung Karno, kemudian Pak Harto melanjutkan dengan membuat stabilitas meletakkan Indonesia dalam pola hubungan internasional, lalu Gus Dur yang mempersatukan dan merekatkan ikatan-ikatan itu.

Dengan kondisi demikian, kalau kita memiliki persoalan primordialisme, radikalisme, dan sebagainya, konsep Gus Dur yang menjadi jalan keluar dan selalu didengungkan oleh masyarakat maupun oleh pemerintah tentang kebersatuan itu.

“Banyak arti tentang Gus Dur, terutama untuk saya pribadi. Saya punya banyak kesan, mungkin ada seribu kesan tapi tidak cukup untuk disampaikan dalam wawancara yang pendek ini,” ucap Mahfud MD mengakhiri pembicaraan.


Pewarta: Nurul Fajriyah

Editor/Publisher: Rara Zarary