sumber ilustrasi: lensgo.id

Jejak Takdir di Jalur Iman

Oleh: Ivan Aulia*

Di jalur iman yang berliku, aku menemukan jejak takdir
Lukisan tangan-Nya, di setiap sudut kehidupan yang terukir
Setiap langkahku adalah penulisan dari skenario Ilahi
Di mana qada dan qadar-Nya berpadu, dalam harmoni yang suci

Jejak takdir ini tak selalu mudah untuk dipahami
Kadang ia membawa ujian, kadang membawa nikmat yang tak terduga
Namun, dalam setiap lekuk jalannya, dalam setiap likuannya
Aku belajar untuk bersabar, belajar untuk mempercayai rencana-Nya

Dalam dzikir dan doa, aku menemukan kekuatan
Untuk mengikuti jejak takdir ini, dengan hati yang tenang
Setiap sujudku adalah pengakuan, bahwa Dia yang terbaik merancang
Dan aku, hamba-Nya, hanya perlu mengikuti dengan kepercayaan yang mendalam

Jejak takdir di jalur iman ini membawaku pada pengertian
Bahwa hidup adalah lebih dari sekadar pencarian kenikmatan
Ia adalah perjalanan menuju kedekatan dengan Sang Pencipta
Perjalanan untuk mengerti hikmah, untuk memahami makna sejati kehidupan

Di setiap rintangan, di setiap kesulitan, aku melihat tanda tangan-Nya
Mengajarkan aku untuk menjadi lebih kuat, lebih bijaksana
Dan di setiap kebahagiaan, di setiap nikmat yang aku terima
Aku belajar untuk bersyukur, belajar untuk tidak lupa pada asal segala berkah

Jejak takdir di jalur iman, adalah peta hidup yang indah
Peta yang dibuat oleh Sang Maha Bijaksana, untuk hamba-Nya yang mencari
Di jalur ini, aku berjalan dengan keikhlasan, dengan kepasrahan
Menerima setiap takdir-Nya, sebagai bagian dari perjalanan menuju cinta-Nya yang abadi

Jember, 2024
*Alumni Universitas Dr. Soetomo Surabaya.


Menari Bersama Takdir

Di panggung kehidupan, aku menari bersama takdir
Langkah demi langkah, dipandu oleh skenario Ilahi
Takdir ini bagai pasangan dalam tarian yang tak terduga
Membawa aku ke arah yang tak pernah kubayangkan sebelumnya

Dalam irama takdir, ada ketidakpastian yang menghentak
Ada kejutan yang seperti loncatan dalam koreografi kehidupan
Kadang ia membawa aku ke puncak kebahagiaan
Kadang ia menurunkan aku ke lembah kesedihan yang dalam

Namun, dalam setiap gerakan, dalam setiap langkah
Aku belajar untuk mempercayai, untuk menyerahkan diri pada kehendak-Nya
Menari bersama takdir bukanlah tentang menolak atau berduka
Tapi tentang menerima dengan hati yang lapang, dengan jiwa yang sabar

Dalam tarian ini, aku berdzikir, aku berdoa
Memohon kekuatan, memohon kebijaksanaan untuk mengikuti alur-Nya
Setiap putaran adalah pelajaran, setiap lompatan adalah ujian
Mengajarkan aku tentang diriku sendiri, tentang kebesaran cinta-Nya

Menari bersama takdir adalah seni yang indah
Menciptakan harmoni antara keinginan manusia dan rencana Ilahi
Dalam tarian ini, aku menemukan kedamaian
Menemukan kebahagiaan dalam ketundukan, dalam kesederhanaan hidup

Dan ketika tirai panggung kehidupan ini tertutup
Aku ingin dapat mengatakan bahwa aku telah menari sebaik mungkin
Menari bersama takdir dengan keikhlasan dan keberanian
Membuat setiap langkah menjadi doa, setiap hentakan menjadi syukur kepada-Nya.


Takdir: Lukisan Sang Pencipta

Dalam kanvas kehidupan, takdir adalah lukisan Sang Pencipta
Setiap garis, setiap warna, dipilih dengan hikmah yang tak terbatas
Kita, sebagai subjek dalam lukisan-Nya, bergerak sesuai sketsa Ilahi
Dalam harmoni warna dan garis yang telah Dia rancang dengan sempurna

Takdir ini, tak selalu mudah untuk dimengerti
Kadang warnanya terlalu gelap, kadang garisnya terlalu meliuk
Namun, setiap detailnya adalah bagian dari rencana yang lebih besar
Sebuah mahakarya yang hanya bisa dipahami dalam bingkai waktu yang luas

Di setiap sudut takdir, ada kejutan, ada pelajaran
Ada momen-momen di mana kita dipaksa untuk tumbuh, untuk berkembang
Setiap pukulan kuas takdir adalah bentuk kasih sayang-Nya
Mengajarkan kita tentang sabar, tentang syukur, tentang kepercayaan

Kita tidak bisa mengubah garis-garis takdir
Tapi kita bisa memilih cara kita merespon, cara kita menghargai
Dalam setiap ketidakpastian, dalam setiap kebingungan
Kita bisa memilih untuk melihat keindahan, kebijaksanaan dalam rencana-Nya

Takdir: lukisan Sang Pencipta, adalah perjalanan jiwa
Menuju pemahaman yang lebih dalam, menuju kedekatan dengan-Nya
Dalam setiap warna, dalam setiap garis, ada rahasia Ilahi
Menunggu untuk diungkap, menunggu untuk dimengerti dengan hati yang bersih

Dan ketika kita melangkah mundur, melihat lukisan takdir secara keseluruhan
Kita akan menyadari betapa indahnya rencana-Nya
Betapa setiap garis, setiap warna, memiliki tempatnya yang tepat
Dalam lukisan takdir yang luar biasa ini, lukisan cinta dari Sang Pencipta.


Melukis Takdir dengan Doa

Di kanvas takdir yang luas, aku mengambil kuas doa
Melukis garis-garis hidup dengan warna harapan dan iman
Setiap stroke adalah permohonan, setiap nuansa adalah pengakuan
Bahwa takdirku adalah lukisan Ilahi, namun doaku adalah ekspresi hati

Dengan lembut, aku menarikan kuas di atas kanvas takdir
Menambahkan warna sabar di sana, semburat syukur di sini
Doa bukan hanya permintaan, tapi juga rasa terima kasih
Menghargai setiap momen yang telah Dia berikan, setiap pelajaran yang telah Dia ajarkan

Dalam melukis takdir dengan doa, aku belajar tentang ketawakalan
Tentang melepaskan kontrol, menerima apa yang telah Dia tetapkan
Namun, aku juga belajar tentang keberanian, tentang berusaha
Menggunakan doa sebagai sarana untuk berbicara, untuk berdialog dengan Sang Pencipta

Setiap garis yang aku lukis dalam doa bukanlah garis kepastian
Namun garis harapan, garis kepercayaan pada kebijaksanaan-Nya
Dalam setiap doa, aku menyampaikan keinginan hatiku
Namun juga mengucap, “Ya Allah, terjadilah apa yang Engkau kehendaki.”

Melukis takdir dengan doa adalah seni yang suci
Menemukan kedamaian dalam ketidakpastian, kekuatan dalam kerendahan hati
Setiap warna yang kucampur adalah refleksi dari imanku
Menciptakan lukisan takdir yang indah, dalam nuansa kehidupan yang Dia berikan

Dan ketika aku melangkah mundur, memandang lukisan takdirku
Aku melihat campuran warna kehidupan yang telah diberkahi dengan doa
Setiap garis, setiap warna, menjadi saksi bisu dari dialogku dengan-Nya
Melukis takdir dengan doa, mengukir kehidupan dengan cinta dan kepercayaan pada Sang Pencipta.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online


Jember, 2024
*Alumni Universitas Dr. Soetomo Surabaya.