ikhtiar

Ungkapan “usaha tidak akan mengkhianati hasil” tentu sudah tidak asing lagi di pendengaran kita. Memang benar, kunci keberhasilan seseorang adalah seberapa besar usahanya. Misalnya keinginan memiliki banyak harta, pastinya tidak dapat diraih hanya dengan bermalas-malasan dan berkhayal.

Sudah banyak sekali bukti nyata terkait hal ini, salah satunya adalah pemain bola terkenal di dunia, siapa lagi kalau bukan Cristiano Ronaldo. Di awal kali dia menggeluti dunia sepak bola, keinginan pertamanya adalah hanya ingin memiliki sepatu bola.

Tapi apa yang kita lihat sekarang, bukan hanya memiliki sepatu bola, Ronaldo juga mempunyai rumah mewah, mobil sport, serta barang-barang mahal lainnya. Bahkan karena karirnya yang terus berkembang, salah satu perusahaan alat olahraga terbesar di dunia, Nike, menjalin kontrak kerja sama dengan Ronaldo dengan jangka waktu seumur hidup.

Hal itu tentunya tidak bisa Ronaldo dapatkan dengan cara rebahan dan santai-santai. Semuanya pasti melewati proses perjuangan yang tidak mudah. Selalu konsisten menjaga kesehatan dengan olahraga dan menjaga pola makan, serta latihan setiap hari yang dilakukan Ronaldo adalah hal yang sulit. Maka bukan suatu kebetulan jika hari ini kehidupan Ronaldo berbanding sangat jauh dengan kehidupannya sebelum menjadi pesebak bola terkenal.

Jika keberhasilan di dunia bisa diraih dengan usaha dan semangat yang kuat. Hal demikian juga berlaku dengan keberhasilan dan keberuntungan di akhirat. Hidup bahagia di akhirat juga perlu perjuangan keras, maka dari itu mengapa cobaan serta ujian yang kita hadapi sangatla sulit. Melakukan ketaatan, menjauhi dosa serta memerangi hawa nafsu adalah beban berat.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Hal demikian senada dengan salah satu kaidah fikih yaitu:

مَا كَانَ أَكْثَرَ فِعْلًا كَانَ أَكْثَرَ فَضْلًا

Lebih banyak beribadah, lebih banyak keutamaan (pahala).”

Kaidah ini menjelaskan tentang bahwa banyaknya fadhilah atau pahala yang didapatkan, tergantung pada seberapa banyak ibadah yang dilakukan. Semakin banyak seseorang melakukan ibadah, semakin banyak pula balasan yang ia terima. Oleh karena itu, jika kita melihat dalam kajian fikih, pada umumnya ibadah yang mengandung kuantitas lebih, maka semakin dianjurkan.

Pengaplikasian Kaidah

Contoh semisal shalat witir, pada dasarnya metode pelaksanaan shalat witir bermacam-macam, bisa dengan satu kali salam atau tiga rakaat langsung (washol), bisa juga dengan dua kali salam, dua rakaat terlebih dahulu (fashl) kemudian satu rakaat.

Terlepas dari adanya perbedaan pendapat antar ulama, jika kita melihat pada kaidah di atas, maka jelas yang lebih dianjurkan ialah dengan dua kali salam, selain karena salam yang dilakukan lebih banyak dari metode washol, takbirotul ihrom dan niat shalatnya juga dilakukan dua kali, beda halnya jika melakukan shalat witir secara washol yang hanya terdapat satu takbirotul ihrom dan niat.

Begitupun dengan permasalahan haji. Cara menunaikan haji ada tiga variasi: haji ifrod, yakni melakukan haji dan umrah secara bertahap. Haji tamattu’, yaitu hampir sama dengan haji ifrod, hanya saja dalam tamattu’ yang didahulukan adalah umrahnya, sedangkan dalam ifrod adalah hajinya. Yang terakhir adalah haji qiron, yaitu melakukan haji dan umrah secara bersamaan, dengan cara menyatukan niat haji dan umrahnya.

Di antara tiga variasi haji di atas, cara yang paling utama adalah haji ifrad, kemudian tamattu’, dan yang terakhir qiron. Mengapa qiron berada di urutan terakhir? Karena ibadah haji dengan cara ifrod dan tamattu’ lebih berkuantitas dibandingkan qiron. Dalam haji ifrod dan tamattu’, kita akan melakukan dua ibadah secara sempurna, tidak ada yang digabung. Berbeda ketika melakukan haji qiron, kita cukup melakukan miqot dan sa’i sebanyak satu kali, dan itu sudah mencukupi untuk ibadah haji dan umrah sekaligus.

Kesimpulan

Maka baik urusan dunia atau akhirat, keduanya sama-sama membutuhkan usaha serta perjuangan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Seberapa jauh usaha kita saat ini adalah cerminan keberuntungan kita kelak. Oleh karenanya, kita hanya butuh fokus terhadap proses, untuk hasil bisa kita buktikan di kemudian hari. Karena tidak ada orang hebat di dunia ini tanpa disertai perjuangan dan jerih payah

الأَجْرُ بِقَدْرِ التَّعَبِ

Usaha tidak akan mengkhianati hasil.


Ditulis oleh: M. Ahsani Taqwim AJ, Mahasantri Ma’had Aly An-Nur II Al-Murtadlo