Tebuireng- Ujian Nasional (UN) dengan segala peraturan ketatnya memberikan efek psikologis bagi para siswa yang akan menghadapinya. Tak pelak pada tahun-tahun sebelumnya ada siswa yang mengalami depresi berat karena saking seriusnya belajar dan sekaligus merasa ketakutan jika nanti tidak lulus ujian.
Karena itu pelaksanaan UN tahun ini di Unit Sekolah Menengah Atas Pesantren Tebuireng diharapkan lebih cair tapi tetap siap dengan materi yang diujikan. “Seharusnya papan peringatan di depan sekolah itu bukan ‘HARAP TENANG ADA UJIAN’ tapi ‘HARAP SENANG ADA UJIAN’,” kata Gus Fahmi, Pengasuh Pondok Putri Tebuireng saat memberikan motifasi kepada santri didikannya, Jum’at (11/4/2014).
Sebelumnya, pada H-3 pihak sekolah memberikan waktu libur untuk sedikit melemaskan otak agar tidak tegang dalam mengerjakan ujian. Menurut Bu Yati, wakil kepala sekolah bagian kurikulum hal itu dimaksudkan untuk memberikan ketenangan jiwa dan pikiran kepada siswa sehinggamereka siap menghadapi UN.
Dukungan psikologis dari orang tua dan guru sangat diperlukan dalam hal ini. SMA AWH sendiri mensiasati ini dengan mengajak semua dewan pembimbing, pembina santri dan terutama orang tua siswa untuk terus-menerus memberikan motifasi positif kepada siswa.
Amir (18) salah satu siswa kelas XII yang akan mengikuti UN mengaku biasa saja menghadapinya, “saya sih sudah siap, tidak merasa ketakutan berlebihan.”
Saat ditanya kesiapannya menghadapi UN dia malah tertawa lebar, “pokoknya kita berusaha berfikir tenang, seperti yang dinasihatkan pengasuh Pesantren, karena jika dihadapi dengan pikiran yang tenang semua persoalan akan terselesaikan dengan baik,” kata penghuni Asrama Y Al Hidayah Pesantren Tebuireng itu.
Sejak H-3 UN Pesantren Tebuireng telah siap menyelenggarakan UN di masing-masing Unit Sekolah baik SMA Abdul Wahid Hasyim maupun di Madrasah Aliah Salafiah Syafi’iah. (AuL/tbi.org)