sumber gambar: asean.com

Oleh: Qurrotul Adawiyah*

Sebuah Catatan Kepergian

Menggapai karya

kau panutan

“Tiap era layak berkreasi.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

advokasi darimu

kala senja itu

masih bersama

kini, buyar, senyap

tak lagi ada

lantaran kau bertolak

sampai hati kau

menembus nyawa

yang tak khilaf ini

sementara itu

kau berikrar suci

akan melantan masa depan

melintasi ciptaan puisi

namun, ceria terlukis

akibat kau angkat kaki

aku semakin menggores sajak

buat memperlihatkan, sebenarnya

aku ceria berkarya tanpamu

Tengah Malam

Hujan deras, kilat, petir

lalu terdengar teriak kaget

kaca jendela kamar mengendap

halaman berserakan ranting, daun

hingga aliran air kotor keruh bergemuruh

menghanyutkan berbagai macam kotoran

menuju laut yang jauh

sertai dingin dan angin yang bertarung

cipta takut yang kesekian

Januari yang Lusuh

Januari yang lusuh datang padaku

waktu terlalu banyak terbuang

dan begitu saja berlalu

merangkai kata sukar menyatu

sulit menebak ada apa dengan Januari tahun ini?

hingga mengkosongkan pikiran dengan kesekian

menimbun malas angan cipta sajak tak kunjung temui

apa yang hendak disampaikan dan ada apa masih saja

tetap tak bisa tersampaikan

bingung bukan?

*Santri Tebuireng Jombang.