tebuireng.online– Pesantren adalah lembaga pendidikan yang semakin berkembang di seluruh pejuru Indonesia, Sabang sampai Marauke. Di Provinsi Nangro Aceh Darussalam, bahkan memiliki badan khusus untuk pengembangan dayah (red; pesantren), bernama Badan Pendidikan dan Pengembangan Dayah (BPPD) yang setingkat kedinasan. Selasa, (20/10/2015) badan tersebut mengunjungi Pesantren Tebuireng untuk melakukan studi banding.

Rombongan langsung disambut oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng. Dr. Ir. KH. Salahuddin Wahid di Dalem Kepengasuhan. Rombongan yang terdiri dari para pimpinan dayah dan staff BPPD Aceh, ini menyampaikan maksud kedatangan mereka ke Pesantren Tebuireng. Kepala BPPD, Dr. Bustami Usman, SH., M.Si., mengatakan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk belajar kepada Pesantren Tebuireng mengenai menejemen pendidikan agama dan umum.

Dr. Bustami juga menegaskan bahwa sebagian besar rombongan adalah para pengurus dan petinggi NU di Aceh. Mereka, lanjutnya, ingin mengembangkan pondok pesantren di Aceh agar berkembang seperti pesantren-pesantren yang ada di Jawa Timur. Dayah di Aceh, seperti halnya pondok pesantren di Jawa, lembaga pendidikan agama yang memiliki madrasah dan asrama pemondokan bagi para santri. Namun menurut Dr. Bustami, Dayah di Aceh memiliki kekurangan dalam hal metode membaca dan memahami leteratur klasik ala pesantren.

“Kalau ada perlombaan baca kitab, kita kok sering kalah. Lah kami hendak belajar ke pesantren-pesantren di Jawa,” ungkap Dr. Bustami. Dia juga menegaskan bahwa minat orang tua-orang tua di Aceh untuk memondokkan anak-anak mereka semakin besar. Bahkan banyak dayah yang sampai menolak santri, sebab sudah tidak cukup untuk menampung lagi.

Gus Sholah menyambut hangat kunjungan para pimpinan dan staff BPPD tersebut dengan mengucapkan selamat datang dan terima kasih. Gus Sholah mengatakan bahwa pesantren pasca reformasi, jumlah pesantren semakin meningkat. Pada perjalanannya, tidak hanya bertambah secara kuantitas, namun dibarengi dengan kualitas.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam diskusi tersebut, rombongan bersama Pengasuh dan pengurus Pesantren Tebuireng membicarakan soal menejemen pendidikan pesantren, diskusi isu nasional, Hari Santri, dan pergolakan dunia Islam. Acara diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari kedua belah pihak. Kemudian dilanjutkan dengan jamuan makan yang disediakan oleh pengasuh untuk para peserta rombongan. Setelah Tebuireng, rombongan akan bertolak menuju Lirboyo, Batu, dan Pujon Malang. (abror)

SebelumnyaPengajian Suroan Pesantren Tebuireng
BerikutnyaDua Santri Tebuireng Sabet Tiga Gelar di Kejurkab  Jombang 2015