sumber ilustrasi: www.google.com

Oleh: Tika Herlina*

Pengendalian diri atau yang disebut juga dengan Mujahadah An-Nafs adalah suatu kesungguhan dari dalam diri untuk berjuang melawan sebuah hawa nafsu juga ego yang bersemayam di dalam diri yang tujuannya adalah agar dapat terhindar dari segala perbuatan yang melanggar ketentuan Allah SWT.

Prasangka baik atau yang sering disebut husnudzan yaitu sikap mental seseorang yang senantiasa melihat segala sesuatu dengan pandangan yang baik dan positif. Sedangkan persaudaraan sendiri atau ukhuwah yaitu hubungan yang terjalin antara sesama manusia yang berlandaskan pada sejumlah hal sepeti hubungan darah, agama, sebagai sesama makhluk (insaniah), suku, bangsa.

Namun, pada kenyataannya yang terjadi masih banyak pengendalian diri dari seseorang yang masih sangat minim. Terutama dalam mengendalikan hawa nafsu, mengontrol emosi dalam keadaan marah. Berprasangka baik dengan sesama saudara. Semua perilaku ini yang masih perlu diterapkan pada diri seseorang. Agar tidak tidak ada lagi perdebatan yang terjadi, perpecahan diantara  budaya, suku, serta agama.

Semua orang mampu mengendalikan diri dengan cara memusuhi hawa nafsunya sendiri serta menanamkan dalam hati bahwa nafsu harus diperangi dan dilawan. Merenungkan dampak negatif dari perilaku maksiat dan renungkanlah akibat positif beramal saleh. Karena setiap perbuatan dosa dan maksiat akan berakibat buruk bagi diri sendiri. Misalnya hati yang gelisah, hidup merasa tidak tenang, dan merasa jauh dari Allah SWT. Sebaliknya, amal saleh akan berakibat positif bagi dirinya. Contohnya hidup tenang, optimis, merasa dekat dengan Allah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Maka dari itu, kita harus bisa mengendalikan diri kita dalam situasi apapun, dan berperasangka baik kepada orang lain, semua sudah diterangkan pada hadis umat muslim, tentang pengendalian diri, prasangka baik, dan persaudaraan.

Hadis ini mengingatkan kita untuk senantiasa bisa mengendalikan diri. Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. Bahwa Rasulullah bersabda:

“Orang yang perkasa bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, tetapi orang yang perkasa adalah orang yang mengendalikan dirinya ketika marah.” (H. R. Bukhari dan Muslim)

Berprasangka baik kepada orang lain merupakan hal yang mudah namun susah untuk dilakukan, apalagi ketika berkumpul dengan teman-teman biasanya kita membahas diri orang lain yang seakan-akan diri kita yang paling benar, hadis tentang prasangka baik ini memberitahu kepada kita untuk senantiasa berprasangka baik kepada orang lain.

Rasulullah bersabda: “Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta” (H. R. Bukhari)

Manusia adalah makhluk sosial yang dimana kita membutuhkan orang lain dan persaudaraanlah kunci dari sebuah kehidupan di dunia ini. Hadis yang bisa menuntun kita dalam persaudaraan yang lebih baik lagi.

Diriwayatkan dari Num’man bin Basyir ra. bahwa Rasulullah bersabda:

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi, seperti satu tubuh. Apabila satu orang tubuh merasa sakit, akan menjalar kepada semua organ tubuh, yaitu tidap dapat tidur dan merasa demam.” (H. R. Muslim)

*Mahasiswa Unhasy Tebuireng Jombang.