Sumber: google.com

Oleh: Rafiqatul Anisah*

Hari Pahlawan merupakan peringatan atas pertempuran mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 10 November 1945 silam di Surabaya. Dalam menyambut hari bersejarah tersebut, banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengenang jasa para pahlawan. 

Diantaranya; kita bisa bercermin dari salah satu sosok pejuang yaitu Ir. Soekarno sebagai presiden pertama Republik Indonesia. Sang Proklamator Kemerdekaan yang berjiwa luas pengetahuan, cerdas, imajinatif, komunikatif, yang menggenggam topik Pancasila di tangannya menjadi mudah diikuti dan dipahami. Sehingga perjuangannya sejak muda, bagi negeri tercinta ini, tak dapat diragukan lagi bahwa Bung Karno pantas mendapat julukan Guru Bangsa Sejati. 

Kelima sila yang ditawarkan Bung karno (sapaan akrabnya) yakni, Kebangsaan, Perikemanusiaan, Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan, merupakan buah pengalaman dari perjuangannya untuk kemerdekaan Indonesia. Untuk menggambarkan keterkaitan antara perjuangan pribadinya dengan penggalian sila-sila Pancasila itu, Bung Karno mengatakan bahwa sila-sila itu ia temukan setelah ia “berjuang sejak tahun 1918 sampai 1945 sekarang”. Bung Karno lantas menambahkan, bahwa setiap nilai yang baik dan berguna bagi Indonesia merdeka tentu merupakan buah dari perjuangannya. “Tidak ada weltanschauung (pandangan hidup)  dapat menjadi kenyataan, jika tidak ada perjuangan,” tuturnya. 

Sebagai generasi muda penerus bangsa, tentu sangat mendorong kita untuk selalu belajar dan haus akan pengetahuan. Sebagaimana Bung Karno, sekalipun dididik sebagai orang teknik, namun sangat akrab dengan ilmu-ilmu sosial, terutama berkaitan dengan filsafat,  sejarah,  politik, dan agama,  serta menguasai berbagai macam bahasa yang ia anggap penting dan berguna; mulai dari bahasa Belanda sampai bahasa Inggris, Prancis, Jerman, bahkan terkadang istilah-istilah Cina atau Hindi. 

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menjawab tantangan zaman saat ini dan nanti, serta menghadapi persoalan-persoalan yang kian datang, tentu semua itu tidak terlepas dari peran ilmu. Kemudian kita memliliki tekad yang kuat, sehingga mampu menyampaikan gagasan-gagasan pokok berlandaskan ilmu. Mari kita belajar dari masa lalu, menjadi lebih baik di hari ini, dan menyiapkan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. 

*Penulis adalah mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari

**Dikutip dari Buku Bung Karno Menggugat! (karya : Dr. Bastara T. Wardaya SJ)