H. Emi Chulaimi, Cucu KH. Syansuri Badawi, ceritakan pemikiran kakeknya dalam seminar bedah pemikiran 3 Rektor Unhasy, di Pesantren Tebuireng, Sabtu (17/03/18). (Foto: Masnun)

Tebuireng.online- Dalam pemaparan seminar bedah pemikiran 3 Rektor Unhasy di Tebuireng, Sabtu (17/03/18), H. Emi Chulaimi, yang merupakan cucu KH. Syansuri Badawi (Rektor ke-3 Unhasy), mengungkapkan bahwa jika ia memaparkan pemikiran tentang KH. Syansuri Badawi maka ia seperti membagi pemikiran tentang kakeknya yang selalu mengaku sebagai seorang santri.

“Kalau kita berbicara pemikiran beliau, mungkin saya bisa membagi  pemikiran beliau, yang pertama beliau sebagai seorang santri,” ungkapnya saat membuka materi seminar.

Dalam ceritanya Kiai Emi, bahwa KH. Syansuri Badawi itu memiliki kosentrasi yang khusus terhadap santri. Baik di Pesantren Tebuireng maupun di pesantren lainnya.

“Jadi waktu beliau habis mengajar dan mengkaji di tempat santri dan juga mengajar dan mengkaji mahasiswi dan mahasiswa di Unhasy,” terangnya.

Jika waktu beliau itu longgar, lanjut cucu KH. Syansuri, pasti di rumah kalau sore hari, malam hari itu ada tempat khusus beliau untuk mutolaah kitab, padahal pemikiran saya pribadi pada waktu itu dari kitab dan berbagai judul dan konsep  apapun sudah dibaca semua.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Ternyata beliau itu seorang santri yang terus menimba ilmu, kapasitas beliau yang sudah diakui di pesantren. Dan uniknya saat mengaji kitab itu beliau biasa ditemani kopi, ada air putih, makanan, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Dalam pemaparannya, KH. Syansuri itu pada saat bulan suci Ramadan membaca kitab Shohih Bukhari. KH. Syansuri pernah berkata kepada para santrinya, “Santri-santri Tebuireng ente kalau sudah lulus dari Tebuireng ente harus menggebrak atau mewarnai di mana kalian berada,” cerita Kiai Emi.

Menurutnya, maksud dari pesan tersebut adalah agar lulusan santri Tebuireng jangan sampai tidak dapat mewarnai di tempat mereka berada saat ini. Hal ini menjadi bukti betapa tegasnya KH. Syansuri dalam menasihati para santrinya.

Semasa KH. Syansuri Badawi masih hidup, beliau adalah seorang santri yang dikenal memiliki pemikiran yang cerdas, yang gemar mempelajari kitab sambil merokok, beliau dikenal sebagai pecandu rokok berat, dan beliau dikenal sebagai tokoh yang tegas serta keras.


Pewarta: Umdatul Fadilah

Editor/Publisher: Rara Zarary