Sumber: islamedia.web.id

Adab dalam Berpakaian

Hendaknya memulai segala urusan dengan membaca: bissmillahi ar-Rahman ar-Rahim. Sekiranya lupa membaca pada permulaan pekerjaan itu, ucapkanlah segera setelah ingat:

بِسْمِ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

Dengan nama Allah pada awal dan akhirnya.

Usahakanlah dengan sungguh-sungguh agar mulai melakukan suatu dari urusan yang termasuk kebiasaan sehari-hari dengan menyertakan niat baik.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Setiap kali mengenakan pakaian, niatkanlah itu demi menutup aurat, yang diperintahkan Allah untuk menutupinya. Mulailah dengan sisi kanan pada waktu mengenakan, dan sisi kiri pada waktu melepaskan. Angkatlah sarung dan baju gamismu sampai batas pertengahan batang kakimu atau, paling tidak, sampai kedua mata kaki. Adapun bagi kaum wanita boleh memanjangkannya sampai menyentuh tanah.

Potonglah lengan gamismu pada kedua tangan dan jangan melampaui batas-batas jerijimu. Demikian itulah lengan baju Rasulullah Saw. sampai batas pergelangan tangan beliau, sedangkan lengan baju Ali sampai batas-batas jeriji.

Jangan memiliki pakaian lebih banyak dari yang anda perlukan dan jangan memilih yang terlampau bagus ataupu yang terlampau buruk. Biasakanlah dirimu dengan pertengahan. Jangan membuka auratmu, seluruhnya ataupun sebagiannya, kecuali bila ada keperluan untuk itu. dan apabila ada keperluan membukanya, ucapkanlah:

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ

Dengan nama Allah yang tiada tuhan kecuali Dia.

Setiap kali mengenakan pakaian ucapkanlah:

أَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي كَسَانِيْ هَذَا مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَاقُوَّةٍ

Segala puji bagi Allah yang telah memberiku pakaian ini tanpa daya ataupun kekuatan dari diriku.

Mengenakan serban adalah bagian dari sunnah Nabi Saw. tetapi membesarkannya ataupun melebarkan lengan baju tidak termasuk dalam sunnah beliau.

 Adab dalam Berbicara

Hendaknya tidak mengucapkan sesuatu kecuali yang baik. Selain itu, segala ucapan yang tidak halal (atau makruh) diucapkan, maka makruh pula didengarkan dengan sengaja.

Setiap kali berbicara, aturlah bicaramu secara tertib. Dengarkanlah dengan seksama ucapan-ucapan orang yang berbicara kepadamu. Dan jangan memotong pembicaraannya kecuali bila mengandung ucapan yang mendatangkan murka Allah, seperti penggunjingan misalnya.

Apabila seseorang sedang menyampaikan suatu pembicaraan kepadamu, sedangkan kita telah mendengarkannya sebelum itu (atau sudah pernah mendengar obrolan tersebut), jangan tunjukkan padanya bahwa kita telah mengetahuinya.  Demikian itu akan membuat tersinggung hati kawan bicaramu.

Bila seseorang berbicara kepadamu mengisahkan sesuatu tidak seperti keadaan sebenarnya (atau malah bohong) seperti yang telah kita dengar dari orang yang lain, maka sikap kita jangan sampai mengatakan seperti ini, “Berita itu tidak seperti yang anda sampaikan, tapi begini dan begini.” Bila itu bersangkutan dengan agama, maka tunjukkan kepadanya bagaimana sebenarnya, dengan cara yang halus, sehingga tidak menyinggung perasaannya.

Islam mengajarkan etika berpakaian dan berbicara dengan baik. Mari, kita bersama mengikuti etika baik tersebut dalam keseharian kita.

Wallahu a’lam.


*Disadur dari kitab risalah al-Mu’awanah karya Sayyid Abdullah al-Haddad