tebuireng.online – Pesantren Tebuireng terus melakukan pengembangan di luar Jombang. Sebagai bentuk tanggungjawab sosialnya kepada umat Islam khususnya. Pesantren yang didirikan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari ini membangun pesantren cabang di berbagai daerah. Seperti, Pesantren Tebuireng II berkonsentrasi belajar SAINS di Ngoro Jombang, Pesantren Tebuireng III dan IV dan di luar jawa, yaitu di Propinsi Riau.
Dengan menggandeng banyak elemen masyarakat pesantren Tebuireng mampu bekerjasama dengan baik. KH. Salahuddin Wahid, pengasuh pesantren Tebuireng sekarang ini terus meningkatkan mutu dan mengembangkan sayap. Seperti, rencana pembangunan pesantren yang akan dibangun di tengah pusat pemerintahan, Palabuhan Ratu. Pembangunannya tak sekadar rencana, karena lembaga pendidikan Islam terbesar itu sudah memiliki lahan seluas 60 hektare di Cikakak, yang diwakafkan pengusaha, Usman Effendi.
Penyerahan tanah wakaf dan survey dilaksanakan di Inna Samudra Beach Hotel Palabuhanratu, Sabtu (5/9/15). Turut serta pengasuh Tebuireng KH. Sholahudin Wahid dan Ketua Badan Wakaf Pesantren Tebuireng KH. Halim Mahfud. Hadir juga sejumlah penggagas KH Muhammad Anshory Fudholi, Masmu Fudholi dan salah satu alumni, Budhy Lesmana.
“Semoga menjadi amal ibadah yang diterima Allah Swt dan kami mampu menjalankan amanah dari beliau”, ujar KH. Sholahudin Wahid.
Dengan semakin menyebarnya pesantren Tebuireng di seluruh Indonesia, diharapkan mampu mewujudkan kader-kader ulama yang memiliki nilai luhur dan terpuji. Kini Tebuireng sudah memiliki 3 cabang (di daerah Njombok, dan sisanya di Riau).
“Kami akan segera menerjunkan tim teknis untuk melakukan kajian tentang rencana pembangunan pesantren dan lembaga pendidikan formal lainnya di lokasi ini”, imbuh Gus Sholah seperti yang dilangsir situs jabar.pojoksatu.id.
Sementara itu, Usman mengatakan, mewakafkan lahan untuk pembangunan pesantren merupakan obsesinya sejak lama. Setelah sekian lama mencari lahan yang tepat, akhirnya didapatkan areal seluas 60 hektare di daerah Cikakak, Palabuhanratu.Untuk mewujudkan obsesi tersebut, Usman sudah banyak berkomunikasi dengan sejumlah koleganya di kantor kedutaan negara-negara muslim dan direspon dengan sangat baik.
“Kegiatan pembangunan selalu melahirkan efek pisau bermata dua, positif dan negatif. Keberadaan pesantren di tengah-tengah kemajuan zaman ini diharapkan mampu meminimalsir dampak negatif.” Harap Usman.
Pembangunan pesantren di tengah-tengah kota ini, juga mendapat dukungan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Gubernur Jawa Barat. Kedua petinggi negara itu, bahkan akan berjanji untuk membantu proses berdirinya pesantren tersebut.
“Kami mohon doa dari semua pihak agar prosesnya berjalan lancar”, pungkasnya. (MSP/abror)