Sambutan Ketua Dinsos PPKB Rembang, Ir. Dwi Wahyuni ketika berkunjung ke Pesantren Tebuireng, kemarin (20/05/2017). (Foto: Ali Zaki)

Tebuireng.online— Sabtu, (20/05/2017) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang mengunjungi Pesantren Tebuireng dalam rangka Ziarah Wisata sebagai bentuk penanaman nilai-nilai kepahlawanan kepada generasi muda. Ikut dalam rombongan tersebut, Kepala Dinsos PPKB Rembang, Ir. Dwi Wahyuni bersama dengan beberapa staf Dinsos PPKB dan beberapa siswa dari berbagai sekolah di Kabupaten Rembang.

Kedatangan rombongan disambut langsung oleh Mudir bidang Pondok, H. Lukman Hakim, Kepala Pondok Putra Tebuireng, Ustadz Iskandar, dan Koordinator Pembina Unit Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah (MASS), Ustadz Mahmudi dan Koordinator Pembina MTs Salafiyah Syafi’iyah, Ustadz Syifa’ul Fuad. Usai tiba, rombongan dijamu makan siang sebelum menjalani pertemuan di Aula Bachir Achmad Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3.

Sambutan yang pertama disampaikan oleh Kepala Dinsos PPKB Rembang, Ir. Dwi Wahyuni. Dalam sambutanya ia menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini rutin dilaksanakan oleh Dinsos PPKB bersama dengan siswa-siswi sekolah yang ditunjuk. “Untuk mengenalkan kepada mereka, sejarah Indonesia yang tidak lepas dari usaha para pahlawan, begitu pula dengan penanaman karakter yang ada dipesantren,” ujarnya.

Tidak hanya mengetahui dan mendengarkan saja, para siswa yang mengiikuti kegitan ini diwajibkan untuk meresume materi-materi yang disampaikan oleh narasumber, sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya, sekolah, serta teman temannya.

Sambutan yang kedua disampaikan oleh Mudir Pondok, H. Lukman Hakim. Beliau menjelaskan tentang penanaman nilai nilai kepahlawanan untuk generasi muda bangsa. “KH. Hasyim Asy’ari adalah ulama sekaligus pahlawan, beliau juga pendiri Nahdlatul Ulama dan Pesantren Tebuireng,” terang pria asal Banten itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Ulama bukan saja sekedar orang yang pandai dalam hal agama, ulama bukan hanya orang yang padai berdalil dalam membela Tuhannya, tetapi ulama adalah yang mampu menjadi panutan, panutan bangsa Indonesia,” pesan beliau di hadapan para siswa.

Menurut H. Lukman, banyak orang yang pintar dan alim, tetapi tidak banyak dari mereka yang mampu menjadi tauladan seperti KH. Hasyim Asyari. “Contoh nyatanya adalah ketakwaan beliau, serta keuletan dalam memerdekakan Replublik Indonesia. Usaha tersebut disebut juga dengan Resolusi Jihad,” terang H. Lukman.

Kepala Pondok Pesantren Tebuireng Putra, Ustadz Iskandar, menyapaikan sejarah singkat Pesantren Tebuireng. “Pesantren Tebuireng ini berdiri pada tahun 1899, pesantren ini merupakan salah satu pesantren tertua di Indonesia, namun ada pesantren yang berusia lebih tua dari Tebuireng, sudah sangat tua umurnya sekitar 200 tahun yaitu Pondok Pesantren Sidogiri,” ujar penyuka olahraga Bulutangkis tersebut.

“200 meter dari Pesantren Tebuireng terdapat Pabrik Gula Tjoekir. Tebuireng adalah nama dusun dan desanya adalah Cukir, Kecamatan Diwek. Pabrik gula itu merupakan pabrik yang didirikan oleh Belanda, yang pada saat itu keadaan masyarakatnya sangat memprihatinkan banyak yang berjudi, mabuk-mabukan dan lain sebagainya. Kemudian KH Hasyim Asyari memutuskan menyebarkan Islam di Tebuireng dengan maksud untuk merubah keadaan masyarakat,” lanjut guru olahraga tersebut.


Pewarta:    Nazhatuz Zamani

Editor:       M. Abror Rosyidin

Publisher:  M. Abror Rosyidin