Oleh: Tika Herlina*
Sama halnya seperti seorang Ibu yang begitu diidamkan dan diingat sepanjang masa, Ayah pun demikian. Jika ingatan dan telinga kita sangat populer dengan sebutan “Hari Ibu”, maka kita juga perlu tahu bahwa dalam kalender nasional juga tercatat Hari Ayah. “Hari Ayah” secara nasional sudah tercatat dalam kalender setiap 12 November sejak 2006 lalu. Selain di Indoneria, ada sekitar 75 negara yang juga memiliki Hari Ayah yang lebih dikenal dengan sebutan Father’s Day. Salah satunya adalah Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Turki, Pakistan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Filipina, dan Hongkong. Di sana Father’s Day tersebut dirayakan pada hari Minggu di pekan ke tiga setiap bulan Juni.
Demikian halnya di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah, hari laki-laki Internasional atau International Men’s Day yang diperingati setiap tahun pada tanggal 19 November. Hari Ayah sendiri diperingati untuk menghormati peran ayah yang sangat berjasa dalam sebuah keluarga selain seorang ibu.
Di setiap negara mempunyai caranya sendiri untuk memperingati atau merayakan Hari Ayah tersebut. Seperti kebanyakan di negara, biasanya Hari Ayah (Father’s Day) dirayakan di dalam lingkungan terbatas/keluarga dengan cara memberi hadiah atau kejutan kepada sang ayah. Mencium dan berpelukan sebagai pertanda kasih saying seorang anak kepada ayahnya.
Di Indonesia sendiri peringatan Hari Ayah ditetapkan pada tanggal 12 November oleh Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat sebagai Presiden. Solo, Jawa Tengah menjadi kota penetapan Hari Ayah. Di Indonesia biasanya merayakan Hari Ayah dengan memberikan hadiah dan juga tidak kalah menariknya oleh kebanyakan anak-anak yang ternyata masih perduli dengan ayah atau sering disebut bapak (atau sebutan akrab lain di masing-masing keluarganya) dengan cara mengekspresikan dalam doa maupun ungkapkan kata-kata yang cukup menyentuh rasa bahwa betapa besarnya peran seorang ayah, seiring dengan peran ibu yang tak kalah pentingnya dalam keluarga.
Biasanya seorang anak kecil seperti anak yang masih duduk di sekolah dasar lebih romantis mengucapakan Hari Ayah kepada sang ayah karena sifat lucu dan polosnya yang kadang membuat hati kedua oarng tuanya bahagia, misalnya dengan cara mereka membacakan puisi di depan sang ayah. Di bawah ini merupakan salah satu karya dari seorang anak yang bernama Julia Putri yang didedikasikan untuk sang ayah.
Aku Cinta Ayah
Telah rapuh tulang-tulangmu
Yang dahulu kau gunakan
Untuk memberikan kami sesuap nasi
Untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga
Kini… Kau
berdaya lagi melakukan semuanya
Kini… Kau hanya mampu memberikan kami nasihat
Kini… Kau hanya mampu mengucapkan doa yang lurus untuk kami
Untuk… anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu
Ayah….
Air mata ini tak mampu membalas semuanya
Semua yang kau lakukan untuk hidup kami
Semua yang kau berikan kepada kami
Ayah…
Kasih sayangmu takkan mampu tergantikan orang lain
Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan
Walaupun terkadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan
Terkadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan
Ayah….
Kini kamilah yang harus melakukan semuanya
Kamilah yang harus membalas semuanya
Kamilah yang harus memperhatikan mu
Ayah….
Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti
kepadamu
Anak yang tak melupakan kasih sayang mu
Izinkanlah kami tuk membahagiakanmu
Ayah…
Meskipun kami sadar
Itu semua tidak bisa membayar semua yang
telah kau berikan
Dan kami sadar, Nyawapun tak mampu membalas
semuanya
Terima kasih Ayah
Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri
Kini kami mampu menjadi orang yang mandiri
Kini kami mampu menapaki hidup dengan do’a
dan kasih sayangmu
Aku mencintaimu Ayah.
Ayah
Di setiap tetes keringatmu
Di derai lelah nafasmu
Di penuhi kasih sayang yang luar biasa.
Sekilas puisi yang diekspresikan dalam kata-kata atau kalimat di atas menunjukkan bahwa keberadaan ayah ternyata memiliki hubungan kedekatan yang cukup kuat dimata anak-anaknya. Tidak hanya memandang peran ayah sebatas fisik, namun hubungan jiwa/batiniahnya juga melekat walaupun tidak sedalam hubungan secara kejiwaan dengan sang ibu.
Bagaimana pun juga seorang ayah masih diakui sebagai tulang punggung, sandaran, dan pelindung dalam sebuah keluarga. Ayah memang dipandang bukan tipe seorang tempat mencurahkan isi hati (curhat), walaupun sedikit dalam berbicara namun beliau diidolakan sebagai seorang yang penuh rasa tanggung jawab terhadap anak-anaknya.
Seorang ayah tidak akan pernah bosan untuk terus mendidik anak-anaknya dengan cara dan kemampuannya sendiri, walaupun pada suatu ketika tidak dipungkiri beliau terlihat marah-marah tetapi semuanya itu dicurahkan untuk tujuan yang baik untuk diri kita sendiri. Dan yang perlu kalian tahu bahwa ayah atau bapak adalah orang yang suka memberi contoh tindakan/perilaku nyata bagi anak-anaknya tanpa harus banyak berbicara.
Maka dari itu, kita sebagai anak harus berbakti dan bisa menjadi anak yang bermanfaat bagi bangsa, agama, serta lingkungannya karena kita harus selalu ingat ada seorang ibu yang selalu memberikan kasih sayang yang sangat tulus dan seorang ayah yang selalu memberikan apa yang kita mau dan selalu bekerja keras untuk mencari nafkah yang memberikan kehidupan untuk keluarga kecil yang Ia cintai. Selamat Hari Ayah Nasional, terima kasih dan kami selalu bangga padamu ayah.
*Penulis adalah Mahasiswa PGSD Unhasy dan Santri Walisongo Cukir Jombang.