Sumber gambar : asmaul husna

oleh : Rara Zarary

Tadarus Sepenantian

Hitung angka dalam waktu

Derap kata bekalku sebagai musafir jelajah rindu

Purnama kedua setelah ini adalah sesembahan ilalang

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dari serumpun ibadah antara aku dan Tuhan

Menunggu laut tenang, tanggal mengenang, Ramadhan menggenang

Sisa asap mengepul di dapur ibu adalah jawaban

Siapa mendenging malu

Di mana Tuhan kita bertamu

Merapal syahadat, tumpuk amal, resap kalam dalam renung

Di sisa tasbih putaran pertama

Jejangkrik meringkik, tadarus dalam jamaah dengungnya

Sesepuh raih malam-malam cahaya

Aku merunduk, tadabur sebuah dosa

Oh Tuhan, Muhammadku sebagai muara

Bagaimana lagi rindu kubendung meliar

Waktu menjamu sepenantian tahunan

Lupa-lupa aku telah sampai kian bulan agungan

Menanggal doa seseguk nada

Digagap tangkap semburat harap

Kurangkul jiwaku yang hentak raup isyarat

Semiliar kata – dihuni puisi – rindu kupatri

Hitung angka dalam waktu, sedetik sebelum Ramadan berlalu

Jombang, 2017


Mengenang Langgar

; di antara lelaki buta dan kenangan kami

Serangkai tunggu lelaki tanpa kata

Menerobos dinding berikut purnama

Sepi meluluhlantakkan zikir pada rabbi

Ia telah lama menunggu di langgar tak bertepi

Azan kesekian semarak dari penjuru semesta

Dengar ia tanpa mengedipkan mata

Di mainkan tongkat, dirapal doa-doa

Ia waktu ke waktu diam di langgar sekarat dahaga

Aku diam, mengomentari sebuah sajak rapi ditinggal pergi

Anak-anak kecil melucuti kancing-kancing malam dengan nyanyi

Lelaki itu telah melangkah lebih jauh dari suara orang mengaji

Ia telah lama tak tahu soal langgar dibiarkan sendiri

Malam-malam selanjutnya ia mengamini fatihahnya sendiri

Siapa Imam di mana Ma’mum beratap ampun

Lelaki itu telah sendiri

Mengisi ruang kosong langgar sepeninggal abi

Jombang , 2017


Penulis Antologi Puisi, Cerpen, dan Prosa.