ilustrasi ibadah di bulan Ramadhan

Oleh: Khoirul Umam*

Kurikulum merupakan sejumlah materi pelajaran yang semestinya disampaikan oleh pendidik dan harus dikuasi oleh peserta didik sebagai pembelajar. Muatan kurikulum tersebut berisi tentang materi-materi yang dapat mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ramadhan  berisi tentang serangkaian materi yang mengantarkan umat Islam menjadi muttaqin. Allah mendesain kurikulum Ramadhan dengan muatan materi satu bulan penuh untuk tujuan satu tahun ke depan bahkan selamanya.

Ramadhan dianggap sebagai kurikulum terbaik karena mencakup beragam aspek pembelajaran yang mencerminkan nilai-nilai agama, moralitas, dan spiritualitas dalam Islam. Selama bulan ini umat Islam diajak untuk meningkatkan ibadah, memperdalam pemahaman al-Quran, meningkatkan kesadaran sosial, serta meningkatkan kesabaran dan kontrol diri. Hal ini membuat Ramadhan menjadi momen yang sangat berharga untuk pertumbuhan spiritual dan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Meningkatkan Nilai dan Kualitas Ibadah

Dalam aspek ibadah, umat Islam diwajibkan menjalankan puasa dari fajar hingga maghrib, yang melatih sikap kesabaran, disiplin, dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sikap kesabaran dimaksud adalah bahwa puasa Ramadhan merupakan latihan utama sifat kesabaran. Dengan menahan diri dari makanan, minuman, dan perilaku negatif lainnya dari fajar hingga maghrib, umat Islam belajar mengendalikan dorongan dan keinginan mereka. Ini melatih kesabaran dalam menghadapi rasa lapar, haus kelelahan, dan godaan untuk melakukan hal-hal yang tidak pantas. Kesabaran juga diperlukan dalam menghadapi ujian dan cobaan lainnya yang mungkin muncul selama bulan suci ini.

Pada aspek disiplin, puasa Ramadhan membutuhkan disiplin tingkat tinggi. Umat Islam harus mematuhi waktu untuk berbuka dan sahur, menjaga kualitas ibadah, serta memperhatikan aturan-aturan agama yang berkaitan dengan puasa. Displin ini melibatkan pengaturan waktu dengan baik, mengikuti aturan yang ditetapkan, dan mempertahankan komitmen untuk menjalankan ibadah secara konsisten dan dengan semangat yang tinggi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sedangkan pada aspek ketaqwaan, puasa Ramadhan merupakan bulan perintah di mana umat Islam diberi kesempatan untuk memperdalam ketaqwaan mereka kepada Allah SWT. Sebagaimana tujuan inti dari perintah puasa adalah agar menjadi orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah: 183).

Dengan menjalankan ibadah puasa dan meningkatkan amalan ibadah lainnya, umat Islam berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kesadaran akan keberadaan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan tindakan-tindakan seperti meningatkan ibadah, memperbanyak dzikir, membaaca al-Quran, memperbanyak sedekah, serta memperbaiki hubungan dengan sesama makhluk dan lingkungan sekitar.

Memperdalam Pemahaman Al-Quran

Ramadhan dianggap sebagai bulan di mana al-Quran diturunkan, sehingga umat Islam diingatkan untuk memperdalam pemahaman dan penghayatan terhadap kitab suci ini. Selama bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk lebih banyak membaca, merenungkan, dan mengamalkan isi al-Quran, yaitu menyelesaikan membaca seluruh al-Quran dalam bulan Ramadhan. Ini tidak hanya menjadi suatu kewajiban, tetapi juga merupakan peluang untuk merenungkan makna dan himah-hikmah yang terkandung di dalamnya.

Selain memperdalam pemahaman al-Quran, umat Islam juga dianjurkan untuk memperdalam pemahaman terhadap hadis-hadis Nabi Muhammad SAW selama bulan Ramadhan. Hadis-hadis ini memberikan panduan lebih lanjut tentang tata cara berpuasa, keutamaan-keutamaan berpuasa, serta berbagai aspek lainnya yang berkaitan dengan ibadah dan kehidupan sehari-hari umat Islam. Melalui mempelajari hadis-hadis ini, umat Islam dapat lebih mendekatkan diri kepada ajaran Rasulullah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Meningkatkan Kesadaran Sosial

Puasa Ramadhan membuat umat Islam merasakan lapar dan haus sehingga mereka lebih dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang kurang beruntung. Hal ini membantu meningkatkan sikap empati terhadap orang lain yang hidup dalam keadaan sulit, mendorong mereka untuk dapat membantu sesama dengan baik.

Ramadhan juga memberikan kesempatan untuk lebih memperhatikan kebutuhan orang-orang miskin dan kelaparan di sekitar kita. Banyak umat Islam yang menggunakan bulan ini sebagai kesempatan untuk memberikan sedekah, atau bantuan lainnya kepada mereka yang membutuhkan.

Selama bulan Ramadhan, umat Islam juga diajarkan untuk mengurangi pemborosan dan lebih banyak bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah SWT. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menggunakan sumber daya dengan bijaksana dan berbagi dengan mereka yang kurang beruntung.

Ramadhan seringkali menjadi momen di mana berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan diadakan, seperti program berbagi makanan, penggalangan dana untuk membantu yang membutuhkan, atau kegiatan sukarela lainnya. Ini membantu untuk memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat dan mendotrong solidaritas antar sesama.

Ramadhan menjadi momen untuk memperkuat ikatan persaudaraan antar umat Islam. Berbuka bersama (iftar) atau menjalankan shalat tarawih bersama adalah contoh kegiatan yang dapat memperkuat ikatan sosial dan persaudaraan di antara umat Islam. Dengan demikian, Ramadhan dapat menjadi peluang bagi umat Islam untuk meningkatkan kesadaran sosial mereka, memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat, dan berkontribusi pada upaya membangun komunitas yang lebih inklusif dan peduli terhadap sesama.

Meningkatkan Kesabaran dan Kontrol Diri

Puasa Ramadhan melibatkan menahan diri dari makanan, minuman, dan perilaku negatif lainnya dari fajar hingga maghrib. Ini membutuhkan tingkat kesabaran yang tinggi, terutama saat menghadapi rasa lapar dan haus di siang hari. Selama Ramadhan, umat Islam diajarkan untuk mengendalikan emosi dan menjaga perilaku yang baik. Hal ini karena puasa mengajarkan bahwa pengendalian diri tidak hanya terbatas pada menahan lapar dan haus, tetapi juga mencakup pengendalian terhadap emosi negatif seperti marah, kesedihan, atau kegelisahan.

Selain makanan dan minuman, umat Islam juga diharuskan untuk mengendalikan konsumsi yang berlebihan, termasuk makanan dan minuman yang bisanya dikonsumsi di luar waktu puasa. Ini membantu mengajarkan kesabaran dan disiplin dalam menghadapi godaan untuk melakukan perilaku berlebihan atau tidak sehat.

Di samping itu, Ramadhan juga merupakan waktu yang baik untuk menahan diri dari perilaku yang negatif seperti menggosip, berbohong, atau bertengkar. Umat Islam diajarkan untuk menjaga lidah dan tindakan mereka agar tetap positif dan bermanfaat bagi orang lain. Begitu pula, Ramadhan mengajak umat Islam untuk meningkatkan kebiasaan positif seperti ibadah, dzikir, amal. Hal ini dapat membantu mengalihkan fokus dan godaan dan keinginan negatif ke aktivitas yang dapat memperkuat iman dan kesabaran.

Dari sudut pandang filosofis, dapat disimpulkan bahwa Ramadhan memiliki nilai disiplin dan pengendalian diri, kesadaran spiritual, empati dan kepedulian sosial, pembersihan diri, dan kedekan diri dengan al-Quran.

Baca Juga: Anjuran Bacaan Doa Awal hingga Akhir Ramadhan

*Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Hasyim Asy’ari