Para peserta bersama pengasuh dan pimpinan Pesantren Tebuireng usai penutupan Program Diklat Kader Tebuireng di Gedung Pusat Diklat Ngoro Jombang, Jum'at (27/05/2016)
Para peserta bersama pengasuh dan pimpinan Pesantren Tebuireng usai penutupan Program Diklat Kader Tebuireng di Gedung Pusat Diklat Ngoro Jombang, Jum’at (27/05/2016)

tebuireng.online– Setelah sebelumnya pada Kamis (26/05/16), para peserta bersama pimpinan diklat melaporkan hasil kegiatan diklat ini dan mempersentasikan program-program kepembinaan kedepannya di hadapan pengasuh dan jajaran pimpinan Pesanten Tebuireng, Jum’at pagi (27/05/16), akhirnya resmi ditutup.

Dr(Hc). Ir. KH. Salahuddin Wahid menutup Program Diklat Kader Pesantren Tebuireng Angkatan pertama itu di Gedung Pusat Diklat Jombok Ngoro Jombang. Tampak hadir juga dalam acara penutupan ini Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, KH. Nur Hannan, Lc., M.Hi., Sekretaris Pesantren Ir. H. Abdul Ghafar, Mudir bidang pondok H. Lukman Hakim, Mudir bidang pendidikan sekolah, H. Kusnadi, pengawas Pesantren Tebuireng, kordinator pembina dan kepala unit sekolah yang ada di bawah naungan Pesantren Tebuireng.

Program diklat ini merupakan program yang digagas oleh pengasuh, yang tujuannya untuk mempersiapkan kader Tebuireng untuk saat ini dan masa yang akan datang. “Program ini saya gagas sekitar bulan September lalu, kita bangun gedungnya, kita godok materi apa saja yang perlu disampaikan kita undang psikolog dari Jakarta, kemudian kita carikan pemateri-pemari yang kompeten dibidangnya,” ungkap Gus Sholah.

Pengasuh juga menceritakan awal-awal beliau memimpin Tebuireng. “Saya melihat Tebuireng berbeda dengan pesantren lainnya. pada waktu itu saya lebih intens pada pesantren karena saya lihat program di sekolah sudah berjalan,” Pada awal beliau memimpin program kepembinaan dilaksanakan dengan mendatangkan guru tugas dari Pesantren Sidogiri, Lirboyo dan Gontor, masing-masing 3 orang. Kemudian setelah itu dibuatlah pelatihan-pelatihan untuk para pembina yang ada.

“Alhamdulillah ada peningkatan namun beberapa tahun terakhir mulai menurun lagi, akhirnya saya punya gagasan untuk membuat program Diklat Kader, awalnya program ini merupakan Diklat Pembina, namun saya rubah karena saya kira program ini tak hanya melahirkan pembina yang unggul, tetapi harapan saya nantinya juga melahirkan wirausaha yang kompeten,” tambah beliau.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sejumlah 23 orang selama empat bulan telah mengikuti program ini, 2 bulan pertama mereka dibekali materi, 1 bulan magang di pondok lain dan 1 bulan terakhir menulis resume materi-materi yang didapatkan, laporan studi banding, laporan magang, membuat SOP dan rekomendasi program yang akan diterapkan di Pesantren Tebuireng Nantinya.

Materi yang mereka dapatkan adalah materi-materi yang diampuh oleh pakar-pakar dibidangnya seperti materi kemiliteran mendatangkan Tutor dari Rindam IV Malang selama dua minggu. Materi psikologi diampuh oleh guru besar dan tim psikologi Unair, surabaya. Selain itu juga diajarkan pula uraian nilai-nilai dasar Pesantren Tebuireng. Nilai keikhlasan disampaikan oleh Erbe Sentanu, Direktur Kata Hati Institute, Jakarta, nilai kejujuran oleh pakar tafsir, Dr. KH. Mustain Syafi’e, ketiga nilai tanggung Jawab oleh KH. Hasan Abdullah, Pengasuh Pondok Modern Gontor, nilai kerja keras Oleh Dr. H. Dihyatun Masqon, Unida Gontor dan nilai Toleransi oleh Dr. Yosep Jangkung Karyanto.

Selain itu para peserta juga dibekali materi NU dan ke-aswajaan, kepesantrenan, sistem pendidikan pesantren, wirausaha, KTI, IT, spritual, Bela diri dan lain sebagainya.

Dalam sambutannya Bapak Abdul Halim, M.Pdi., selaku Ketua Diklat berpesan agar para kader mendasari segala perbuatannya dengan keikhlasan. “Ketika menjadi pembina nanti, niatkan mengabdikan diri untuk Tebuireng, jangan sampai beramal karena ingin dilihat orang lain,” tegasnya.

Dalam testimoninya para peserta sangat senang sekali dengan program ini, mereka merasa banyak hal yang mereka peroleh sehingga lebih siap menghadapi tantangan hidup kedepannya. “Materi-materi yang saya dapatkan dalam program ini sangat memotivasi saya, sehingga membuat saya lebih siap menghadapi hidup kedepannya, membuat saya memiliki ide-ide cemerlang,” ungkap Samsul Arifin, pria asal Madura. (Aldo/Abror)