ilustrasi: critical-thinking

Oleh. Uzair Assyaakir*

Beberapa orang mengatakan bahwa mengeluh adalah tanda bahwa kita adalah manusia. Kemudian katanya lagi, mengeluh tapi tetap mengerjakan apa yang dikeluhkannya adalah tanda kedewasaan. Tapi mengeluh setiap hari, menyatakan bahwa hidup itu berat, dunia itu jahat, semua orang itu berengsek, apa tidak berlebihan? Menurutmu, apa kebiasaan tersebut tidak memiliki dampak?

Ilmu psikologi modern berkembang dari karya-karya para pelopor seperti Sigmund Freud dan Carl Jung. Keduanya sama-sama percaya bahwa pikiran manusia bekerja pada level sadar dan tidak sadar. Kendati demikian, mereka berbeda pendapat tentang peran alam bawah sadar dan pengaruhnya pada sikap dan tindakan. Hingga hal tersebut memicu Napoleon Hill untuk melakukan penelitian, dan mengembangkan sebuah teori tentang kesadaran dan ketidaksadaran yang sangat mirip dengan pandangan aliran Jung, berikut penjelasan dasarnya:

Pikiran Sadar

Pikiran sadar adalah saat kamu menerima informasi melalui lima indra; penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, dan peraba. Ia memonitor apa saja yang dibutuhkan untuk bisa berpikir dan beraktivitas. Pikiran sadar (dan apa yang disimpan oleh memori) adalah kecerdasan yang kamu gunakan untuk berpikir, menalar, dan menyusun rencana.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pikiran Alam Bawah Sadar

Alam bawah sadar memiliki semua akses ke semua informasi yang diterima alam sadar, tapi menalarnya dengan cara berbeda. Pikiran bawah sadar mempersepsi segalanya secara harfiah, tidak membuat penilaian, tidak menyaring, dan tidak melupakan semua informasi.

Seperti halnya gunung es, bagian yang terlihat atau yang muncul di permukaan itu ibarat pikiran sadar, sedangkan bagian yang tidak terlihat atau bagian bawah gunung itu ibarat pikiran bawah sadar. Analoginya seperti itu. Pikiran bawah sadar jauh lebih kompleks dan lebih besar ketimbang pikiran sadar. Dalam situasi tertentu, semua fakta dan ide yang terlupakan dan selalu tersimpan di alam bawah sadar ini bisa memengaruhi sikap serta tindakanmu. Lihat! Betapa besarnya efek dari pikiran bawah sadar ini.

Semua pemikiran (entah dari yang sadar maupun alam bawah sadar) yang telah diterjemahkan secara emosi (diperkaya oleh perasaan) dan dicampur dengan keyakinan (kepercayaan penuh akan kemampuan diri sendiri) akan bisa diwujudkan secara fisik atau istilah zaman sekarangnya itu “Bisa diwujudkan menjadi kenyataan.”

Tapi juga perlu diingat bahwa bukan hanya dorongan pemikiran yang bisa diperkaya keyakinan, melainkan semua emosi. Termasuk emosi negatif. Artinya, pemikiran bawah sadar juga akan menerjemahkan bentuk fisik dari dorongan pikiran yang bersifat buruk dan merusak. Biar lebih mudah dipahami, saya jabarkan ilustrasi pernyataan dari kriminolog ternama.

Baca Juga: https://tebuireng.online/tips-merawat-hubungan-baik-dan-lingkungan-positif/

“Ketika manusia pertama kali berhadapan dengan tindak kriminal, mereka membencinya. Jika terus menerus terpapar kriminalitas, mereka akan terbiasa dan bisa menghadapinya. Kalau cukup lama terpapar, pada akhirnya mereka akan merangkul dan bahkan bisa dipengaruhi oleh hal itu.”

Itu sama saja dengan mengatakan bahwa dorongan pikiran negatif bisa berulang kali disampaikan ke pikiran bawah sadar sampai akhirnya diterima dan menjadi dasar tindakan yang didorong oleh pikiran bawah sadar.

Dorongan Pikiran Negatif

Dorongan pikiran negatif itu semacam kalimat; “Hidup itu berat ya!” “Dunia itu jahat” “Semua orang bertindak tidak adil” “Aku mungkin memang dilahirkan biasa saja dan tak punya bakat” “Aku tak bisa apa-apa.” Juga semua kalimat negatif yang berlarian di otakmu, yang bisa menyebabkan overthinking. Lalu tanpa sadar, dorongan pikiran negatif itu mulai nyaman bersamamu, akrab denganmu, hingga kamu menerima dan mewajarkan hal tersebut terjadi padamu.

Dan peneguhan kepercayaan negatif, kalimat negatif yang berulang-ulang kamu pikirkan, lantunkan, atau kamu “buat story di WA“mu itu, akan mengantarkanmu kepada “Nasib buruk”

Jutaan orang percaya bahwa mereka sudah ditakdirkan hidup gagal atau miskin akibat dirundung sesuatu yang mereka sebut “Nasib buruk”, mereka juga beranggapan bahwa nasib buruk itu tak bisa dikendalikan. Namun, kenyataannya merekalah yang menciptakan nasib buruk mereka sendiri karena kepercayaan negatif tentang nasib buruk itu akan ditangkap oleh alam bawah sadar dan diterjemahkan ke dalam bentuk fisik (menjadi kenyataan).

Baca Juga: https://tebuireng.online/tips-merawat-hubungan-baik-dan-lingkungan-positif/

Menghilangkan kebiasaan memang susah. Bagaimana caranya menghilangkan suatu kebiasaan jika kita sendiri saja sering kali tidak sadar dengan kebiasaan yang kita lakukan? Maka mulailah dengan pelan-pelan, tidak perlu terburu-buru. Merenungi diri sendiri, lantas mengurangi kebiasaan buruk, dan tidak langsung serta merta menghilangkannya. Sebab akan lebih baik jika disadari, kemudian dikurangi terlebih dahulu.

Jika sebelumnya sering berpikiran “Aku tidak bisa” ganti menjadi “Aku sepertinya bisa, deh!” atau bisa juga “Woiya aku pasti bisa!” Ini mungkin terkesan sepele, tapi efek jangka panjangnya akan luar biasa bagus.

Semoga dorongan pikiran positif akan mengantarmu pada kesuksesan, pada apapun yang kamu inginkan, Wahai manusia hebat!