Dari berbagai sudut pandang dan cerita, banyak perempuan yang harus menghadapi tantangan besar dalam menjalani peran ganda: sebagai ibu rumah tangga sekaligus pekerja profesional. Peran domestik yang selama ini dipandang sebagai kewajiban perempuan, kini bertemu dengan dunia karier yang penuh tuntutan. Cerita tentang seorang ibu rumah tangga yang sibuk mengurus dunia domestik sambil berkarir mencerminkan tantangan kompleks yang dihadapi banyak perempuan zaman sekarang.
Seorang ibu rumah tangga yang juga berkarir di luar rumah harus memiliki kemampuan multitasking yang luar biasa. Selain mengurus anak, rumah, dan kebutuhan keluarga, ia juga harus memenuhi tanggung jawab profesional di tempat kerja. Tugas-tugas domestik seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan merawat anak-anak seakan tak ada habisnya. Ketika hari mulai gelap, sebagian besar ibu rumah tangga masih sibuk menyiapkan makanan untuk keluarga atau memastikan pekerjaan rumah selesai. Namun, di pagi hari, mereka harus kembali bangkit, menyiapkan anak-anak untuk sekolah, dan menuju tempat kerja.
Konflik antara peran domestik dan karier bukanlah hal yang baru, tetapi di zaman sekarang, tantangan tersebut semakin kompleks. Perempuan sering kali merasa terjebak dalam dilema antara menjadi ibu yang baik, istri yang penuh perhatian, dan pekerja yang produktif. Terlebih lagi, standar sosial sering kali memberikan beban ekstra bagi perempuan untuk tampil sempurna dalam ketiga aspek tersebut. Dalam banyak budaya, ada ekspektasi bahwa perempuan harus bisa mengelola semuanya tanpa cela. Namun kenyataannya, tidak sedikit ibu yang merasa kelelahan fisik dan mental karena beban ganda yang mereka pikul.
Baca Juga: Citra Perempuan dalam Media, Menembus Batas Stereotip Menuju Keadilan
Di tempat kerja, seorang ibu sering kali harus berjuang lebih keras dibandingkan rekan pria atau rekan perempuan yang tidak memiliki tanggung jawab domestik. Ada anggapan bahwa ibu rumah tangga cenderung lebih sering izin atau pulang lebih awal untuk mengurus anak atau keluarga. Bahkan, stigma semacam ini sering menghambat karier perempuan, karena mereka dianggap kurang berdedikasi dibandingkan dengan kolega yang lebih fokus pada pekerjaan. Dalam beberapa kasus, perempuan harus memilih antara memperjuangkan karier atau memilih untuk lebih fokus pada keluarga.
Namun, di balik tantangan tersebut, banyak ibu rumah tangga yang mampu menunjukkan bahwa mereka dapat menyeimbangkan peran domestik dan karier dengan baik. Keberhasilan mereka sering kali bergantung pada kemampuan untuk mengatur waktu dengan efisien dan mencari dukungan dari keluarga serta lingkungan sekitar. Misalnya, dengan membangun sistem pembagian tugas di rumah, seorang ibu dapat sedikit meringankan beban rumah tangga, meskipun tetap harus mengatur waktu kerja dengan disiplin tinggi. Begitu pula, dengan adanya sistem kerja fleksibel atau dukungan dari rekan kerja dan atasan, seorang ibu dapat tetap menjalani kariernya tanpa merasa terbebani oleh tuntutan keluarga.
Meskipun banyak ibu rumah tangga berkarir yang sukses, peran ganda ini seringkali mengharuskan mereka untuk terus-menerus mengorbankan waktu pribadi mereka. Rasa bersalah kerap menghantui mereka, baik ketika merasa tidak cukup memberikan perhatian pada keluarga, maupun ketika merasa tidak cukup berkontribusi dalam pekerjaan. Perasaan ini sering kali didorong oleh persepsi sosial yang menganggap perempuan seharusnya “sempurna” dalam menjalankan peran domestik dan profesional secara bersamaan. Tidak jarang, ibu rumah tangga berkarir merasa kesulitan dalam memenuhi ekspektasi ini.
Namun, meskipun berat, peran ganda ini juga bisa membawa banyak manfaat. Banyak ibu rumah tangga yang menemukan kepuasan dan identitas diri melalui karier mereka. Pekerjaan memberikan mereka ruang untuk berkembang, berkontribusi secara finansial, dan meraih penghargaan dari luar keluarga. Dalam banyak kasus, perempuan yang memiliki karier di luar rumah merasa lebih percaya diri dan mandiri. Selain itu, hal ini juga memberikan contoh yang baik bagi anak-anak mereka, yang akan belajar bahwa perempuan dapat menjadi individu yang mandiri dan sukses, baik di ranah keluarga maupun profesional.
Penting bagi masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap peran perempuan dalam keluarga dan karier. Perlunya dukungan dari pasangan, keluarga, dan tempat kerja sangat krusial agar ibu rumah tangga bisa menjalani peran ganda dengan lebih seimbang. Kebijakan seperti cuti melahirkan yang lebih baik, fleksibilitas jam kerja, serta kesadaran akan pentingnya berbagi tanggung jawab domestik dapat sangat membantu perempuan untuk mencapai keseimbangan tersebut. Selain itu, masyarakat perlu lebih menghargai kerja keras dan kontribusi perempuan, baik di rumah maupun di tempat kerja.
Baca Juga: Perempuan dan Semua Rahasia Kemuliaan yang Allah Berikan
Pada akhirnya cerita tentang seorang ibu rumah tangga yang sibuk di dunia domestik dan berkarir adalah cerminan dari realitas yang banyak dialami oleh perempuan masa kini. Meskipun penuh tantangan, peran ganda ini juga membawa banyak pembelajaran dan kontribusi positif bagi keluarga dan masyarakat. Kita harus terus mendorong perubahan dalam cara kita memandang peran perempuan, agar mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih seimbang, tanpa merasa terjebak dalam ekspektasi yang tak realistis.
Penulis: Ummu Masrurah