tebuireng.online- Masa anak-anak sejatinya adalah waktu belajar dan bermain. Namun bagaimana ketika dimasa anak-anak telah masuk di kehidupan yang tidak semestinya seperti di LPA (Lembaga Pemasyarakatan Anak). Perasaan Ketersisihan, terpuruk, dan terbuang dari keluarga sekaligus lingkungannya membelenggu anak-anak yang masih berusia belia itu.
Prof. Dr. yusti Probowati R sebagai Psikolog merasa terenyuh dengan kondisi seperti itu. Pada tahun 2010 beliau terinspirasi untuk membangun shelter Rumah hati Jombang bersama para psikolog yang bergerak untuk pendampingan anak-anak penghuni lapas.
“awalnya kami berdiri di lapas Blitar tahun 2003 dengan penggagas ibu Yusti dan ibu Margaret, Psikolog Jerman- Amerika, yang setiap 3 bulan sekali mereka berkunjung ke Lapas dan mendampingi anak lapas terutama yang usia sekolah”, terang Triwjijati yang hadir mewakili ketua Shelter Rumah Hati, Yustia.
Shelter Rumah hati yang bertempat di Jl. Wisnuwardana no.8 Jombang ini sedang mendampingi 7 anak lapas dengan mengajari mereka untuk menghargai diri sendiri, terlatih dan kreatif melalui berbagai kegiatan, salah satunya bermain teater. Sebab dari pandangan psikologi, berteater merupakan media terapi dalam mengelola emosi, berekspresi menyuarakan pengalaman, berefleksi dan mengenal kedisiplinan diri. Hal inipun dianggap mampu menumbuhkan kepercayaan diri mereka dari yang terasingan menjadi pusat perhatian yang membanggakan.
Jumat sore (18/9) anak-anak penghuni Shelter Rumah hati menunjukkan kebolehan mereka di Gedung Yusuf Hasyim lt.3 PP. Tebuireng Jombang. Pertunjukan teater dengan judul “suara beku” tersebut dibawakan oleh 6 anak yang pernah dan sedang menjalani masa tahanan di LPA Jombang.
Teater yang berkisah tentang kehidupan anak lapas tersebut merupakan penampilan kedua mereka setelah sukses menyelenggarakan penampilan teater di Lapas Jombang pada Selasa (16/9). “ini penampilan kedua dari anak Shelter Rumah hati angkatan sekarang, sebelumnya kami sudah menampilkan 2 teater dari alumni shelter rumah hati” ungkap Irmawan Abdurrahman yang lebih akrab disapa Ustadz Dewe’oleh para santri Pecinta Alam SMA. AWH Tebuireng.
Penampilan berdurasi satu jam yang diawali dengan berpuisi tersebut dihadiri oleh 150 orang yang terdiri atas orang tua anak-anak lapas, undangan umum, santri tebuireng, serta aktivis teater kabupaten Jombang. Hadir pula Drs. Ainur Rofiq selaku kepala Pondok Tebuireng yang telah membuka dan menyaksikan pertujukkan hingga usai.
“Saya sangat mengapresiasi sekali dengan kegiatan ini, semoga ini menjadi ajang silaturrahim bagi kita.” Sapa Ainur Rofiq sebelum dalam sambutannya yang diawali dengan berkisah Umar bin Khattab.
Melalui teater anak Lapas penghuni Shelter rumah hati ini, diharapkan mampu menggugah hati penonton untuk bisa menghargai dan mengerti sebab anak bisa masuk lapas di masa sekolah mereka. “Banyak anak yang masuk lapas karena terbawa lingkungan, bahkan kebutuhan yang mendesak”, terang Triwjijati, yang kini aktif pula di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) itu. (Fatim)