Para siswa kelas 9 SMP Canisius Jakarta mendengarkan dengan saksama penjelasan H. Lukman Hakim tentang sejarah dan metode pendidikan di Pesantren Tebuireng pada Selasa (24/10/2017). (Foto: Ana).

Tebuireng.online— Pesantren Tebuireng kedatangan tamu dari SMP Kristen Canisius Jakarta pada Selasa (24/10/2017). Mereka merupakan para siswa kelas 9 sekolah tersebut. Rombongan dengan lima armada bus itu disambut dengan pertemuan yang dilaksanakan di lantai 3 Gedung KH. M. Yusuf Hasyim.

Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang berkenaan dengan kepesantrenan dan juga pemikiran-pemikiran para tokoh Pesantren Tebuireng seperti KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdurrahman Wahid. Pada kesempatan kali ini pihak Pesantren Tebuireng diwakili oleh Mudir bidang Pondok, H. Lukman Hakim, Waka Kesiswaan MA Salafiyah Syafi’iyah H. Ainur Rofiq, Kepala Pondok Putra Ust Iskandar dan Petugas Ruang Tamu Ust Syamsul.

Perwakilan dari SMP Kristen Canisius Jakarta, Andri, merasa tersanjung atas penyambutan dan peneriman yang baik oleh Pesantren Tebuireng. Mereka berharap kedatangan ini bisa bermanfaat bagi mereka sehingga bisa membawa refrensi pengetahuan tentang pesantren. “Gus Dur merupakan pahlawan yang luar biasa, supaya teman-teman ini menjadi penerus cara berpikir sekaligus cara bertindak Gus Dur,” puji Andri.

KH Lukman Hakim juga menyampaikan sejarah Pesantren Tebuireng. Haji Lukman, sapaan akrab beliau, menuturkan bahwa KH Hasyim Asy’ari merupakan tokoh nasional yang ikut berjuang memerdekakan Indonesia. “Dengan pemikirannya KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad untuk melawan penjajah,” terang mantan Kepala Pondok Putra itu.

Beliau menambahkan bahwa pendidikan di Pesantren Tebuireng tidak beda jauh dengan pendidikan di lembaga lain. Hanya saja, Pesantren Tebuireng menekankan pada pendidikan akhlak. “Pintar itu penting, cerdas itu penting, tapi lebih penting cerdas secara keimanan,” tutur beliau.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurut beliau, Pesantren Tebuireng menekan prilaku jujur dan bertanggung jawab kepada santri-santrinya. “Setiap pelajar harus punya modal kejujuran, jujur kepada Tuhannya jujur kepada dirinya,” tambah Haji Lukman. “Kalau santri tidak jujur walau pintar berarti belum lulus dari Tebuireng,” lanjut beliau.

H. Lukman mengatakan bahwa kita sebagai warga negara harus saling menghormati. “Insyaallah bangsa indonesia tidak akan ada apa-apa kalau kita memakai akhlak secara Indonesiawi, kita sama-sama bangsa Indonesia kalau akhlaknya sama, Indonesia akan utuh. Jangan sampai perbedaan yang ada mengganggu hubungan antara sesama,” tegas beliau.

Ustadz Syamsul mengatakan bahwa Pondok Pesantren Tebuireng punya 5 prinsip yang menjadi pedoman, yaitu jujur, ikhlas, kerja keras, tanggung jawab, dan toleransi. Beliau juga menambahkan, untuk menerapkan prinsip-prinsip ini, memang butuh proses. “Tapi walaupun begitu kita harus berusaha melatih diri kita, tambahnya.

Setelah penyampaikan materi, para siswa SMP Kristen Canisius Jakarta diajak untuk berziarah ke makan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Mereka berdoa menurut keyakinannya masing-masing. Rombongan juga melihat-lihat gedung-gedung asrama, perpustakaan, dan koprasi. Bahkan, pihak SMP Canisius memberikan cinderamata berupa dua set meja tenis untuk para santri Pesantren Tebuireng.


Pewarta:            Rizky Hanivan

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin