Achmad Muchaddam Fahham (2024), dalam sebuah tulisannya yang telah dikutip berbagai media, menyatakan melalui data yang dirilis Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA), bahwa sejak Januari sampai dengan Februari 2024 jumlah kasus kekerasan terhadap anak telah mencapai 1.993. Jumlah tersebut dapat terus meningkat, hingga hari ini jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kekerasan dan bullying merupakan isu serius yang dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan mental anak. Dalam konteks ini, pola asuh orang tua memiliki peran krusial dalam melindungi anak dan membekalinya dengan keterampilan untuk menghadapi situasi tersebut. Esai ini akan mengeksplorasi bagaimana pola asuh yang positif dan mendukung dapat membantu anak-anak menjauh dari kekerasan dan bullying serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan sosial dengan lebih baik.
Salah satu aspek terpenting dari pola asuh yang efektif adalah membangun komunikasi yang terbuka dan mendukung. Anak-anak yang merasa nyaman berbicara dengan orang tua mereka cenderung lebih mudah untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman mereka. Ketika seorang anak mengalami kekerasan atau bullying, mereka mungkin merasa malu, takut, atau tidak yakin tentang bagaimana menghadapinya. Dengan menciptakan lingkungan di mana anak merasa aman untuk berbicara, orang tua dapat membantu anak menyelesaikan masalah ini lebih awal.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, orang tua harus mendengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi. Menunjukkan empati dan memahami perasaan anak, serta memberikan dorongan positif, dapat memperkuat kepercayaan diri anak dan mengurangi dampak negatif dari kekerasan atau bullying.
Pola asuh yang melibatkan penerapan aturan dan batas yang jelas juga penting dalam melindungi anak dari kekerasan. Anak-anak perlu tahu apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang dianggap tidak dapat diterima. Dengan menetapkan aturan yang konsisten mengenai perilaku yang diperbolehkan dan yang tidak, orang tua membantu anak memahami batasan sosial dan konsekuensi dari tindakan mereka sendiri.
Namun, penerapan aturan harus dilakukan dengan bijaksana dan adil. Hukuman yang keras atau tidak konsisten dapat menyebabkan stres tambahan pada anak dan malah meningkatkan risiko mereka menjadi sasaran bullying. Sebaliknya, memberikan penjelasan yang jelas mengenai mengapa aturan tersebut ada dan bagaimana mereka dapat membantu melindungi anak dapat membantu mereka merasa lebih aman dan memahami pentingnya mengikuti aturan tersebut.
Baca Juga: Begini Usaha Tebuireng Cegah Kekerasan di Pesantren
Orang tua juga dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan sosial dan kepemimpinan anak. Anak-anak yang memiliki keterampilan sosial yang baik lebih mungkin untuk menjalin hubungan yang positif dengan teman sebaya mereka dan lebih mampu menghadapi situasi sosial yang menekan. Mengajarkan anak bagaimana berkomunikasi secara efektif, menyelesaikan konflik dengan damai, dan memecahkan masalah adalah keterampilan yang dapat membantu mereka menghindari situasi bullying dan kekerasan.
Selain itu, melibatkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler atau kelompok sosial yang positif dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka dan memperluas jaringan sosial mereka. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar bekerja sama dengan orang lain, membangun hubungan yang sehat, dan mengembangkan kepemimpinan yang positif.
Pendidikan tentang kekerasan dan bullying adalah elemen kunci dalam pola asuh yang efektif. Anak-anak harus diberi pemahaman yang jelas tentang apa itu kekerasan dan bullying, serta bagaimana cara menghindarinya atau melaporkannya jika mereka mengalami atau menyaksikannya. Orang tua dapat menggunakan berbagai sumber daya, termasuk buku, video, dan diskusi, untuk mengajarkan anak tentang konsekuensi dari kekerasan dan bullying serta bagaimana cara melindungi diri mereka sendiri dan teman-teman mereka. Penting juga untuk mendiskusikan berbagai bentuk kekerasan, termasuk verbal, emosional, dan fisik, serta bagaimana membedakannya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai bentuk kekerasan, anak-anak akan lebih siap untuk mengenali dan melaporkan situasi yang tidak sehat.
Akhirnya, menciptakan lingkungan keluarga yang positif dan penuh kasih sayang merupakan fondasi yang penting dalam pola asuh untuk melindungi anak dari kekerasan dan bullying. Lingkungan keluarga yang mendukung dan penuh kasih dapat memberikan rasa aman dan stabilitas emosional yang diperlukan anak untuk menghadapi berbagai tantangan sosial.
Menunjukkan kasih sayang dan dukungan secara konsisten membantu membangun harga diri anak dan mengajarkan mereka nilai-nilai empati dan saling menghargai. Dengan memiliki teladan positif dalam keluarga, anak-anak lebih cenderung untuk meniru perilaku yang baik dan menghargai hubungan yang sehat dalam kehidupan mereka sendiri.
Pola asuh orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam melindungi anak dari kekerasan dan bullying. Dengan membangun komunikasi yang terbuka, menetapkan aturan yang jelas, mengembangkan keterampilan sosial, memberikan pendidikan tentang kekerasan, dan menciptakan lingkungan keluarga yang positif, orang tua dapat membantu anak-anak mereka menghindari dan menghadapi situasi kekerasan dengan lebih efektif.
Pola asuh yang mendukung dan penuh kasih tidak hanya melindungi anak dari kekerasan tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk berkembang dalam masyarakat yang semakin kompleks.
Penulis: Ummu Masrurah, MS
Santri Pesantren An-Nuqayah Sumenep