Oleh: Zainun Nur Hisyam Tahrus*
Aku ingin menempuh jarak itu
meski sudah jauh kuberliku
di persimpangan yang tak terkira
dan nurani menatap nestapa
Betapa ingin kulekatkan pandangan
pada barisan kokoh yang sesekali bergoyang
mengoyak langit
meski telah berjejak jauh kaki menapak
Duhai,
Puncak derma yang tak tercapai
Duhai,
Teguh akar kaki tak tercabut
Kutemukan duri yang tak tercabut
Ribuan janji yang tak tertepati
Dan hak-hak yang tak terpenuhi
Tapi meski dengan seribu khianat
Majalah Tebuireng
Aku masih ingin menempuh jalanmu
Agar kulekatkan pandangan pada kokohmu yang menggoyang langit
Untuk kemudian kutemukan kupegang pucuk jubahmu yang suci
*Penulis adalah Mahasiswa Sosiologi Universitas Indonesia
