Oleh: KH. Fahmi Amrullah Hadzik*
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا، أَمَّا بَعْدُ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ، وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan kita kepada Allah Swt., haqqo tuqotihi, sebenar-benarnya taqwa dengan cara menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Dan janganlah kalian meninggalkan bumi ini kecuali dalam keadaan Islam dan khusnul khotimah.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Allah menciptakan manusia dengan berbagai macam suku dan bangsa sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Hujurat:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu, dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah, ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Mengenal.” (QS.49:13)
Jamah Jum’at Rahimakumullah
Dalam ayat di atas jelas disebutkan oleh Allah bahwa, orang yang paling mulia disi-Nya ialah orang yang paling bertaqwa, bukan harta ataupun rupa. Tetapi untuk memperoleh predikat taqwa tentunya tidak mudah, harus melalui berbagai macam ujian dan cobaan, ibarat Pertandingan sepakbola untuk menjadi juara harus melalui bermacam proses, bertanding dulu dengan club-club yang lain yang tak kalah hebatnya.
Begitupula untuk meraih taqwa, ia harus menjalani ujian dan cobaan yang tidak mudah, apalagi Allah memberikan ujian dengan berbagai cara sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Anbiya’ ayat 35:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗوَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖوَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
Dalam artian ujian yang diberikan Allah kepada manusia adakalanya berupa sesuatu yang buruk seperti diuji dengan musibah, bencana, penyakit, pengangguran, kesengsaraan hidup, kemiskinan dan lain sebagainya. Di sisi lain Allah menguji seseorang dengan perkara baik; kenikmatan, kedudukan, jabatan, dan harta yang melimpah. Tetapi, sudah menjadi kebiasan manusia, ia hanya merasa diuji jika ujiannya berupa hal-hal yang buruk; kemiskinan, keterpurukan, ditimpa penyakit, dari itu kemudian ia sadar bahwa itu semua merupakan ujian dari Allah. Namun sebaliknya ketika seseorang menerima kenikmatan, kebahagiaan, diberi jabatan dan kekayaan ia tidak menyadari jika hal itu merupakan ujian, sehingga tak jarang orang yang diuji dengan kenikmatan akhirnya gagal.
Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Oleh karena itu, untuk mendapatkan predikat taqwa dibutuhkan keseriusan, taqwa yang didefinisikan sebagai imtisalu awamirillah, wajtinabu nawahihi, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, bukan perkara mudah. Untuk amar ma’ruf, menyuruh orang munkin secara lisan mudah, tetapi diikuti atau tidak itu yang susah. Berbeda lagi dengan nahi munkar, melarang orang berbuat mungkar jauh lebih sulit, banyak contoh yang kita temui, ketika seseorang melakukan nahi munkar maka ia akan dimusuhi, itulah krakter manusia ketika disuruh maka seakan-akan ia dilarang, dan begitu sebaliknya ketika dilarang seakan-akan-akan disuruh.
Oleh karenanya untuk menuju baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur, negara yang damai, penuh ampunan dari Allah Swt. sangatlah susah, dikarenakan kemunkaran terjadi dimana-mana, tetapi kita harus tetap yakin bahwa Allah maha besar, Allah maha pengasih. Sulit bukan berarti tidak munkin, hanya saja dibutuhkan usaha yang keras untuk meraihnya.
Sebagai umat manusia tentu cobaan demi cobaan akan kita alami, harus kita hadapi dengan sabar, setan dengan lembut mencoba menggoda manusia. Abu lais mengatakan setan ada dua jenis; pertama, syaithanul jinni, setan yang gaib, halus yang berupa setan dan jin yang mana tugasnya yuwaswisu fi sudurinnas, membisikkan kejelekan ke hati manusia. Jenis kedua, syaithanul insi, setan yang berwujud manusia, jenis yang kedua ini tak hanya membisikkan kejelekan melainkan ia pelakunya seperti merampok, membunuh, korupsi dan kejahatan-kejahatan lainnya.
Tidak ada jalan lain bagi kita untuk meraih predikat taqwa, selain mengikuti jalan-jalan yang sudah ditunjukkan oleh Allah Swt., menjauhi segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Tentunya untuk mencapai predikat itu banyak sekali jalannya dan pastinya akan banyak godaan yang menghalangi, kita harus berusaha sekuat tenaga kemudian kita pasrahkan kepada Allah Swt. Demikian semoga bermanfaat kurang-lebihnya mohon maaf, wallahu a’lam bisswa.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِىْ خُسْرٍ اِلاَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوْ الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
- Pengasuh Pondok Putri Tebuireng
- Pentranskripsi: Muhammad Ali Ridho